Ceknricek.com — Pasca perjanjian Nanking ditandatangani antara dinasti Qing dan Inggris akibat kekalahan China saat Perang Candu Pertama (1839-1842), secara bertahap ekonomi negeri Tirai Bambu mulai terganggu.
Hong Kong yang semula merupakan wilayah China beserta pulau-pulau kecil lain harus diserahkan pada Inggris, beribu-ribu peti opium hasil selundupan juga masih mengalir ke negeri China.
Namun traktat Nanking masih juga belum memuaska Inggris dalam praktik merkantilieme. Mereka juga meminta dinasti Qing untuk membuka semua pelabuhan bagi pedagang asing, menghapus pajak dan tentu saja melegalkan candu.
Pemerintahan China tentu saja enggan meluluskan permintaan tersebut, mereka sudah mengalami kerugian banyak akibat perjanjian Nanking. Inggris pun segera mencari cara supaya permintaan mereka segera dapat dikabulkan.
Momen yang dinantikan Inggris tiba ketika aparat China menangkap kapal Arrow yang dicurigai menyelundupkan sesuatu lewat pelabuhan Hong Kong. Penolakan dinasti Qing untuk membebaskan awak kapal akhirnya menjadi alasan Inggris untuk menyerang China.
Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Pembantaian Nanking, Aksi Kebrutalan Tentara Jepang di China

Maka bergolaklah Perang Candu II hari ini satu setengah abad yang lalu, tepatnya pada 28 Desember 1857, di Kanton. Perang Candu kedua juga dikenal dengan istilah Perang Arrow antara China melawan Inggris dan perancis.
Bergabungnya Perancis dan Kekalahan China
Ketika dinasti Qing menolak permintaan Inggris agar awak kapal Arrow dibebaskan, kapal-kapal perang Inggris pun mulai menembaki benteng-benteng dan kapal-kapal China.
Untuk menambah sekutu mereka juga menghubungi Rusia, Amerika Serikat dan Perancis agar mau membantu Inggris pabila kekurangan pasukan. Namun Rusia dan AS menolak tawaran tersebut, hanya Perancis yang menerima menjawab lambaian tangan Inggris.
Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Penandatanganan Perjanjian Nanking

Perancis bergabung dalam perang bukan tanpa alasan. Mereka ingin membalas tindakan dinasti Qing yang telah menjatuhi hukuman mati seorang misionaris asal Perancis yang bernama August Chapdelaine karena telah menyebarkan agama tanpa izin dan bekerjasama dengan pemberontak.
Serbuan tentara gabungan Inggris dan Prancis ini tak pelak membuat Kanton berhasil ditaklukkan. Dinasti Qing lagi-lagi kalah sehingga mengharuskan mereka melakukan perundingan damai yang dilakukan di Tianjin tak lama sesudah Kaisar Xianfeng mengungsi ke Jehol.
Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Makau Dikembalikan Portugis pada China
Berdasarkan kesepakatan damai yang selesai dibuat pada 1858 dalam Traktat Tianjin, para pedagang asing akhirnya boleh melakuan transksi dagang di China dengan tambahan Inggris, Perancis, Rusia, dan AS juga dapat membuka kedutaan asing di Beijing serta mereka harus membayar denda biaya perang.
Perang Candu II tak pelak membuka seluruh daratan China dengan pengaruh Barat meski perjanjian Tianjing sebelumnya dibatalkan hingga membuat Inggris dan Perancis kembali menyerang China serta membakar komplek istana di Beijing. Kekalahan China untuk kesekian kalinya itu akhirnya membuat mereka menandatangani Traktat Tianjin yang secara resmi mengakhiri Perang Candu.
BACA JUGA: Cek BIOGRAFI, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini