Ceknricek.com — Tepat pada tanggal hari ini, 1.717 tahun silam, 3 September 301 Masehi, Santo Marinus mendirikan negara berbentuk republik dengan nama San Marino. Inilah negara republik pertama di dunia, sekaligus salah satu negara terkecil di seantero bumi. Hingga hari ini, Selasa (3/9), San Marino masih berbentuk republik.
Republik San Marino
Republik San Marino dibentuk oleh Santo Marinus yang berasal dari Pulau Albe (sekarang Kroasia). Ia meninggalkan pulau itu menuju Rimini untuk menjadi tukang batu dan menyebarkan agama Kristen.

Marinus meninggalkan Pulau Albe karena mendapatkan persekusi dari kelompok Anti-Kristen pada masa pemerintahan sejumlah kaisar Romawi. Ia kemudian menyingkir ke Gunung Monte Titano.

Baca Juga: Istana Kuno Berusia 3.400 Tahun Ditemukan di Sungai Tigris, Irak
Di gunung itulah Marinus lalu membangun gereja kecil dan membentuk komunitas pemeluk agama Kristen. Pada pertengahan abad kelima, barulah nama San Marino resmi digunakan setelah warga menentukan konsep pemerintahan wilayah tersebut.
Negeri ini hanya memiliki wilayah seluas 61 kilometer persegi dengan populasi penduduk 33.000 jiwa. Ibu Kota Negara adalah San Marino dengan kota terbesarnya Serravalle.

Sistem pemerintahan yang dipilih adalah Republik, dengan prinsip pemerintahan bercabang dari rakyat dan bukan dari keturunan bangsawan. Karena lokasinya yang sulit dijangkau, negara ini berhasil mempertahankan kedaulatannya dan terbebas dari invasi Italia dan Perancis.
Pada akhir abad ke-16, konstitusi San Marino menulis sebuah peraturan yang terdiri dari enam buku tentang sistem politik negara (Leges Statutae Republicae Sancti Marini). Buku ini nantinya menjadi rujukan berbagai negara di dunia.
Pada 1631, Negara Kepausan mengakui San Marino sebagai negara merdeka, bebas dan boleh menentukan nasib sendiri. Namun pada tahun 1797, invasi pasukan Napoleon memberi ancaman serius bagi kedaulatan San Marino.
Pemimpin San Marino, Antonio Onofri bisa meredam ancaman pasukan Perancis karena mempunyai hubungan baik dengan Napoleon. Karena itu Napoleon tidak jadi menginvasi San Marino. Ia bahkan menjamin dan melindungi kemerdekaan negeri kecil itu.
Baca Juga: Reruntuhan Kuno Berusia 5.000 Tahun Ditemukan di China
Ketika Perang Dunia I pecah, San Marino tetap bersikap netral tidak memihak dua kubu yang bertikai. Posisi itu berlanjut pada Perang Dunia II. San Marino bahkan digunakan sebagai tempat ribuan pengungsi yang melarikan diri dari amuk perang.
San Marino menjadi anggota Majelis Eropa pada 1988 dan anggota PBB pada 1992. Negara ini bukan anggota Uni Eropa, namun mengadopsi mata uang Euro karena sistem keuangannya terintegrasi dengan Italia.

San Marino memiliki sistem kepemimpinan yang unik karena memiliki dua kepala negara yang dipilih dua kali dalam setahun. Pemimpin negeri ini disebut wali kapten atau Capitani Reggenti. Pemilihan kepala negara dilaksanakan setiap enam bulan sekali yaitu pada bulan April dan Oktober.
Hal unik lainnya, negeri ini menjadi negara dengan kepala negara perempuan terbanyak di dunia: 15 orang. Meski kecil San Marino amat makmur. Mengutip wikipedia, pendapat per kapita rakyatnya mencapai US$44.947 atau sekitar Rp639 juta per tahun.

Industri utama negeri itu adalah perbankan, elektronik, dan keramik. San Marino juga menghasilkan anggur dan keju. Namun, sumbangan terbesar untuk pendapatan San Marino dalah dari sektor pariwisata.
Setiap tahun negeri ini didatangi tak kurang dari 2 juta wisatawan yang menghasilkan 22 persen dari seluruh GDP negeri itu.
Hubungan Bilateral RI dan San Marino
Hubungan diplomatik RI dengan San Marino dibuka pada tanggal 26 September 2011 melalui penandatanganan Agreement between the Republic of Indonesia and the Republic of San Marino on the Establishment of Diplomatic Relations oleh Menlu RI, Marty Natalegawa dan Menlu San Marino Antonella Mularoni di sela-sela SMU PBB ke-66 di New York.
Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Penandatanganan Perjanjian Nanking
Menindaklanjuti perjanjian tersebut, Pemerintah San Marino telah menunjuk Duta Besarnya di Jakarta pada akhir tahun 2014. Sementara Itu, Pemerintah Indonesia menetapkan KBRI Roma merangkap akreditasi untuk San Marino sejak tahun 2012.
Meskipun San Marino bukan anggota Uni Eropa (UE), namun kebijakan luar negerinya selaras dengan kebijakan UE. Hubungan diplomatik RI dan San Marino diharapkan dapat memperkuat gerak Indonesia dalam hubungannya dengan negara-negara UE juga pada fora multilateral seperti PBB.
Saat ini belum tercatat adanya nilai perdagangan dan investasi antara RI- San Marino. Namun demikian, terdapat potensi untuk terus mengembangkan kerja sama perdagangan dan investasi mengingat banyaknya pengusaha San Marino yang memiliki dwi kewarganegaraan dan memegang paspor Italia.
Pada tanggal 23 April 2013, KBRI Roma bekerjasama dengan KADIN San Marino telah menyelenggarakan kegiatan promosi Trade, Tourism, and Investment (TTI) di San Marino dalam bentuk seminar dan pertemuan B to B.
BACA JUGA: Cek SENI & BUDAYA, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.