Ceknricek.com – Hari ini, Selasa 12 Maret 2019, masyarakat Jakarta dapat menikmati tahap uji coba Mass Rapid Transit selama 12 hari secara gratis sampai 24 Maret 2019.
Moda transportasi itu oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan disebut dengan nama Ratangga. Nama ini diambil dari Bahasa Sansekerta yang dinukil dari kitab Sutasoma karya Mpu Tantular pada abad ke 14 Masehi.
“Dalam bahasa Jawa kuno, arti Ratangga adalah kereta perang yang identik dengan kekuatan dan pejuang,” ungkap Gubernur Anies Baswedan.
Bagaimanakah sejarah Mass Rapid Transit di dunia? Negara manakah yang pertama kali membuat moda transportasi tersebut?
Metropolitan Railway, London Underground
Sabtu, 10 Januari 1863, Metropolitan Railway, sebuah perusahaan swasta di London, Inggris membuka kereta bawah tanah pertama di dunia. Kereta ini menghubungkan stasiun London utama di Paddington, Euston dengan King’s Cross sebagai pusat kota dan kawasan bisnis. Gerbong kereta bawah tanah tersebut diterangi dengan lampu gas untuk menerangi kereta selama perjalanan berlangsung.
Kereta uap bawah tanah tersebut dioperasikan bolak-balik dari Paddington Station ke Farringdon Street. Dengan melewati pemberhentian di Edgware Road, Baker Street, Portland Road, Gower Street, dan King’s Cross. Kereta ini menempuh jarak 3,75 mil atau 6 kilometer selama 18 menit. Sejak 1880, MRT di London mengangkut 40 juta penumpang tiap tahunnya. Pembangunan MRT di London itu, berawal sama dengan apa yang terjadi di Jakarta, untuk mengurai kemacetan.
Sumber: BBC.com
Karena minat dan antusiasme masyarakat semakin besar, 18 Desember, 1890 kereta api listrik bawah tanah pertama di dunia dibuka, City and South London Railway. Karena jalur bawah tanah ini berbentuk seperti tabung, (tubular-inggris), hingga kini kereta bawah tanah tersebut kerap disebut Tube.
Pembukaan jalur kereta bawah tanah ini dipuji dunia sebagai kejayaan teknik masa kini. Karena dianggap sebagai moda transportasi yang maju, pengdopsiannya menyebar ke berbagai penjuru dunia. Tidak hanya benua Eropa, bahkan meluas hingga ke Asia, antara lain di Tokyo (1927), Beijing (1969), bahkan Singapura pun sudah mengopersikannya sejak 7 November 1987.
Ratangga, Mass Rapid Transit di Jakarta
Jakarta sebagai sebuah kota metropolitan tentunya membawa dampak kemacetan yang kian lama menjadi tidak terkontrol. Untuk mengatasi kemacetan tersebut, Habibie ketika menjabat sebagai Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Tekhnologi (KBPPT) tahun 1986, mengagas MRT. Satu abad setelah Metropolitan Railway Station London diresmikan.
Sumber: Hipwee
Lewat beberapa dasawarsa kemudian, tahun 2013 Presiden Joko Widodo akhirnya melakukan peletakan batu pertama di atas lahan MRT Dukuh Atas untuk dimulainya pembangunan proyek tersebut. Meskipun terlambat, setidaknya masyarakat segera memiliki moda transportasi yang nyaman dan efisien. Waktu tempuh yang diperlukan untuk jarak 16 kilometer (Lebak Bulus-Bunderan HI) hanya sekitar waktu 30 menit, dengan kecepatan 40 sampai 60 kilometer per jam.
Sumber: Tribunnews