Ceknricek.com — Hingga saat ini, jumlah total pasien COVID-19 di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) telah mencapai 7.338 orang. Menariknya, berdasarkan hasil survey Lembaga Riset dan Konsultan Spektrum Politika sekitar 40 persen warga percaya bahwa pandemi corona merupakan hasil konspirasi global.
Peneliti Spektrum Politika Andri Rusta mengungkapkan sebanyak 39,9 persen warga Sumatera Barat meyakini COVID-19 adalah persengkongkolan negara- negara besar di dunia.
“Hampir 40 persen warga Sumbar memandang COVID-19 adalah persekongkolan negara-negara besar di dunia, tentu sikap ini akan mempengaruhi perilaku mereka dalam mematuhi protokol kesehatan yang diterapkan oleh pemerintah,” papar Andri di Padang, Senin, (5/10/20).
Lebih lanjut, Andri mengungkapkan survei dilakukan pada 10-15 September 2020 di 19 kabupaten dan kota dengan mewawancarai 1.220 orang responden yang menjadi sampel diambil secara bertingkat. Sampel diacak secara proporsional dengan memperhatikan jumlah penduduk dan karakteristik penduduk yang ada di kabupaten/kota dengan margin of error sampel sebesar 2,9 persen.
Untuk menjaga kualitas survei ini, pihaknya menelpon ulang responden untuk mengkonfirmasi jawaban sebelumnya terhadap 60 persen dari total sampel yang diwawancarai oleh enumerator sebelumnya.
Menurutnya, tidak sedikit masyarakat yang menganggap COVID-19 adalah konspirasi sejumlah negara kapitalis yang ujungnya pembuatan dan penjualan vaksin kepada masyarakat di banyak negara. Salah satu dampak dari pemikiran di atas menyebabkan masyarakat mengabaikan imbauan pemerintah untuk selalu melaksanakan protokol kesehatan seperti tidak keluar rumah kalau tidak ada agenda yang penting dan mendesak, memakai masker jika keluar rumah, menjaga jarak dengan individu lain serta selalu mencuci tangan atau menggunakan hand sanitizer pada setiap kesempatan.
“Padahal strategi inilah yang saat ini dianggap paling efektif untuk mencegah paparan virus ini sebelum vaksin ditemukan,” ujarnya.
Spektrum Politika melihat dalam penerapan protokol kesehatan oleh masyarakat di Sumbar masih ada yang menganggap pandemi COVID-19 ini bukan suatu keadaan yang mengkhawatirkan. Ini terlihat dari sebanyak 28,5 persen masyarakat masih sering keluar rumah dan tidak mematuhi imbauan untuk tidak keluar rumah.
Sedangkan untuk kepatuhan memakai masker masyarakat Sumatera Barat masuk dalam kategori patuh dengan indikator sebanyak 60,3 persen sering menggunakan masker ketika berada di luar rumah. Terkait kepatuhan menjaga jarak ketika beraktivitas di luar rumah sebanyak 52,2 persen warga sudah menerapkan dan sebanyak 66,3 persen warga selalu mencuci tangan. Selain itu ditemukan sebanyak 89,1 persen masyarakat setuju bahwa pandemi COVID-19 menyebabkan ekonomi semakin memburuk.
“Tentu keadaan ini harus menjadi perhatian pemerintah karena hampir semua masyarakat mengalami dampak ekonomi yang serius akibat COVID-19,”terang Andri.
Kemudian sebanyak 49,8 persen masyarakat Sumatera Barat mengaku kehilangan pekerjaan sejak pandemi COVID-19 mulai menyebar. Namun, ada hal positif yang patut diapresiasi dari kerja pemerintah adalah sebanyak 86,8 persen masyarakat Sumatera Barat sudah mendapatkan informasi tentang pandemi COVID-19 .
Seperti dilansir Antara, berdasarkan survey tersebut sebanyak 65,5 persen masyarakat Sumatera Barat yang berhak mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah/pemerintah daerah telah menerima paket bantuan sosial.
“Masih ada 34,5 persen dari mereka yang belum menerima paket bantuan sosial tersebut. Padahal secara ekonomi banyak yang mengalami dampak ekonomi akibat COVID-19,”pungkasnya.
Mengenai opsi pengembangan vaksin Covid-19 di Indonesia saat ini pemerintah sedang dalam tahap pengembangan vaksin dan bekerjasama dengan berbagai negara.
Ada dua opsi pengembangan vaksin Covid-19 di Indonesia, yakni vaksin Merah Putih dan pengembangan kerjasama internasional dengan negara Uni Emirat Arab.
Vaksin Merah Putih sedang dikembangkan Kementerian Riset dan Teknologi, Badan Riset dan Inovasi Nasional serta Lembaga Biologi Molekuler Eijkman.
Opsi kedua atau kerjasama internasional sedang dikerjakan Sinopharm dengan Kimia Farma bersama Grup 42 dari Uni Emirat Arab.
Pemerintah mengimbau masyarakat untuk mencegah penyebaran Covid-19 dengan menghindari keluar rumah jika tidak diperlukan, selalu #PakaiMasker, #JagaJarak dan menerapkan protokol kesehatan.
Hal itu dapat dilakukan dengan #CucitanganPakaiSabun serta air mengalir, minum multivitamin tambahan dan istirahat yang cukup.
Baca juga: Kata Dokter, Mata Merah dan Gangguan Otak Bisa Jadi Gejala COVID-19
Baca juga: Lima Petugas Kesehatan di Sumbar Positif Covid-19