Ceknricek.com – Musim hujan hampir selesai, wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) menjadi ancaman. Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti menyampaikan, bulan Februari-Maret 2019, seluruh wilayah Jakarta masuk kategori waspada Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD.
“DBD diprediksi akan meningkat beberapa hari atau minggu setelah musim hujan pada awal tahun 2019 ini,” ujar Widyastuti melalui rilis pers, Minggu (21/1).
Lebih lanjut Widyastuti mengatakan bahwa beberapa keadaan mempengaruhi perkembangan nyamuk penyebab DBD.
“Peningkatan curah hujan dan perubahan iklim sangat berpengaruh terhadap perkembangan Aedes Aegypti, nyamuk yang dapat menuluarkan virus degue, penyebab penyakit DBD,” jelasnya.
Data Dinas Kesehatan DKI mengungkap, sepanjang tahun 2018, terhitung 1 Januari hingga 31 Desember 2018, terdapat 2.947 kasus DBD di seluruh Jakarta. Tercatat Insidence Rate (IR) sebesar 28,15/100.000 penduduk dengan dua kematian atau case fatality rate/CFR 0,07 persen.
Wilayah Kepulauan Seribu pada tahun 2018 memiliki IR tertinggi, yaitu 41,4/100.000 penduduk. Kemudian wilayah Jakarta Barat sebesar 37,0/100.000 penduduk.
Dibandingkan dengan tahun 2017, kasus DBD tahun 2018 lebih sedikit. Tahun 2017, tercatat 3.362 kasus dengan IR 32,41/100.000 penduduk dan satu kematian (CFR 0,03 persen). Angka tersebut jauh lebih kecil dibanding tahun 2016 yang mencapai 20.432 kasus DBD dengan IR 198,8/100.000 penduduk dan 14 kematian (CFR 0,07 persen).
Sistem surveilans basis web milik Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat, Januari 2019 telah terdata 111 kasus DBD dengan IR 1/100.000. Dari kasus tersebut, tidak ada yang menyebabkan kematian.
Widyastuti menjabarkan prediksi probabilitas kesesuaian kelembaban udara (Relative Humidity/RH) 2019 di seluruh wilayah Jakarta. Sebagai catatan, apabila probabilitas di atas 75 persen, kemungkinan mendukung pertumbuhan nyamuk Aedes Aegepty semakin besar.
Berikut adalah prediksi probabilitas kesesuaian kelembaban udara di DKI Jakarta, diurutkan berdasarkan yang tertinggi:
Januari 2019:
- Jakarta Barat: 77 persen
- Jakarta Timur: 77 persen
- Jakarta Selatan: 76 persen
- Jakarta Pusat: 74 persen
- Jakarta Utara: 73 persen
Februari 2019:
- Jakarta Timur: 81 persen
- Jakarta Selatan: 80 persen
- Jakarta Barat: 79 persen
- Jakarta Pusat: 77 persen
- Jakarta Utara: 77 persen
Maret 2019:
- Jakarta Timur: 81 persen
- Jakarta Selatan: 80 persen
- Jakarta Barat: 79 persen
- Jakarta Pusat: 77 persen
- Jakarta Utara: 77 persen
Berdasarkan angka tersebut, Widyastuti mengatakan, angka insiden DBD bulan Januari diprediksi masuk kategori waspada pada wilayah Jakarta Barat, Jakartaq Timur, dan Jakarta Selatan. Sementara bulan Februari dan Maret 2019, seluruh wilayah Jakarta masuk kategori waspada.