Ceknricek.com — Tiga kesepahaman menyeruak dalam pertemuan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dengan para petinggi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), di Kantor DPP PKS, kawasan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Rabu (30/10).
Pertemuan dua parpol yang selama ini dianggap “berseberangan” itu disebut dengan istilah silaturahmi kebangsaan. PKS, seperti diketahui tetap memilih menjadi oposisi dan berada di luar pemerintahan. Sementara Nasdem merupakan salah satu parpol pendukung pemerintahan Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
Melalui keterangan tertulis yang diterima redaksi, Kamis (31/10), Presiden PKS Sohibul Iman mengatakan, pertemuan tersebut dalam rangka silaturahmi kebangsaan dan saling menjajaki untuk menyamakan pandangan tentang kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara dewasa ini. Ia mengatakan, bahwa PKS ingin membangun kesepahaman dengan Partai Nasdem meski mereka berbeda sikap politik.
“Nanti setelah ini tentu kita akan komunikasi, yang mungkin ada peluang-peluang untuk kita bekerja sama misalnya di pilkada,” papar Sohibul.
Menurut Sekjen PKS Mustafa Kamal, pertemuan kedua partai berlangsung cair. “Dalam pertemuan yang berlangsung hangat dan penuh rasa persaudaraan itu, Partai NasDem, Bang Surya, menyebut PKS saudara tua. Ini kami sangat tersanjung sebagai tuan rumah,” katanya.
Baca Juga: Din Syamsuddin: Posisi Menag dan Mendikbud Abaikan Aspek Historis dan Psikologis
Pada kesempatan yang sama, Surya Paloh mengatakan bahwa kunjungan Nasdem ke PKS karena alasan saudara dan mensinergikan pemikiran. “Ke PKS seperti berkunjung ke saudara sendiri,” katanya.
Tiga Kesepahaman
Dalam pertemuan tertutup itu, PKS dan Nasdem sepakat untuk memperkuat fungsi check and balance di DPR. Hal ini menjadi salah satu dari tiga poin kesepahaman.
Fungsi check and balance sangat penting untuk menciptakan demokrasi yang sehat dan mengatasi tantangan bangsa Indonesia ke depannya.
Poin kedua, Nasdem dan PKS sepakat untuk menjaga kedaulatan NKRI dengan menjalanlan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.
Ketiga, mewariskan sejarah kerja sama para pendiri bangsa, yakni antara kelompok nasionalis yang memuliakan nilai-nilai agama dan kelompok Islam yang memegang teguh nilai-nilai kebangsaan.
BACA JUGA: Cek AKTIVITAS PRESIDEN, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.