Close Menu
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
Tentang Kami Kontak Kami
  • APP STORE
  • GOOGLE PLAY
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
CEK&RICEKCEK&RICEK
Trending:
  • 8 Tempat Berburu Takjil di Jakarta Saat Ramadhan
  • Bareskrim Tangkap Direktur Persiba Balikpapan Terkait Kasus Narkoba
  • Dialog Ramadan Lintas Agama: Puasa sebagai Sarana Menahan Diri dan Membangun Kebersamaan
  • Rantai Korupsi Tambang Nikel
  • Lady Gaga Bakal Gelar Konser di Singapura pada Mei 2025
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
Home»Berita»HUKUM

Soal Gugatan Ke Masjid, Dari Pemalsuan Data  Hingga Ujaran Kebencian Penggugat

HUKUM August 29, 20217 Mins Read

Ceknricek.com–Aksi damai sekitar 20 orang yang mengaku warga Taman Villa Meruya, Jakarta Barat, Jum’at ( 27/8) siang, hingga kini masih menjadi bahan perbincangan hangat sebagian warga di komplek itu. Ketua Panitia Masjid At Tabayyun, Marah Sakti Siregar memuji Gubernur DKI Anies Baswedan yang secara khusus menemui, dan berdialog dengan mereka. Pertemuan singkat tapi berakhir manis. Pengunjuk rasa meminta foto bersama dan selfie dengan Anies.

” Saya mendampingi Pak Anies waktu menemui mereka. Pertanyaannya tidak ada yang baru. Mengulang- ulang saja seperti  hal di awal yang mereka soal. Semuanya  sudah jadi materi gugatan mereka di PTUN, ” kata Marah Sakti Siregar.

Marah Sakti Siregar berikan penghargaan pada Uus Kuswanto, Walkot Jakbar

Menurut tenaga ahli Dewan Pers itu, penggugat  sebenarnya tidak banyak. Dari dulu itu – itu saja orangnya.  Tapi, mereka selalu mengklaim  seolah didukung oleh seluruh warga TVM.  Dalam gugatan mereka sendiri klaimnya dapat kuasa dari 292 warga. Belakangan hal itu menjadi masalah hukum, karena ada warga yang mengadu ke Polda Metro Jaya lantaran namanya dimanipulasi  sebagai penggugat, padahal tidak. Laporan Polisi bernomor LP/B/4.058/VIII/2021/ SPKT/ Polda Metro Jaya 20 Agustus 2021 mengadukan dugaan Hartono SH dan sepuluh Ketua RT TVM melanggar Pasal 263 KUHP Tindak Pidana Pemalsuan Surat yang ancaman hukumannya 6 (enam) tahun.

Kilas Balik  

Dalam wawancara Minggu ( 29/8) pagi sambil jogging keliling komplek TVM, Marah Sakti menunjukkan hanya sekitar 30 rumah yang pasang spanduk yang isinya sama seperti gugatan mereka di PTUN. Sedangkan komplek TVM dihuni 527 KK atau sekitar 2000 jiwa. Warga Muslim sekitar 300 orang yang solid mendukung pembangunan Masjid. Belum termasuk  asisten rumah tangga ( ART) sekitar 500 orang — dengan asumsi satu KK satu ART. Belum supirnya.  Kebanyakan warga itulah yang sudah dua hari ini  mengolok-olok aksi unjuk rasa yang dianggap hanya numpang tenar berfoto dengan Gubernur DKI. Dalam foto, wajah mereka tampak sumringah sambil mengangkat jempol dalam formasi mengapit Anies. Bahkan ikut berbaur bersama  warga Muslim  melepas  rombongan Anies meninggalkan  lokasi  acara dengan elu-eluan panjang.

Pengunjuk rasa selfie dengan gubernur

Batu Pertama At Tabayyun

Jumat (27/8) siang Gubernur DKI Anies Baswedan bersama Ketua MUI KH Miftachul Akhyar ( diwakili DR Ihsan Abdullah, Wasekjen MUI) meletakkan batu pertama dan menandatangani prasasti pembangunan Masjid At Tabayyun. Di dalam momen  acara itulah 20 pengunjuk rasa damai menggelar spanduk dan poster. Kelihatan ramai karena bercampur dengan warga Betawi asli dari sekeliling komplek TVM. Mereka datang dan menonton aksi itu. Mungkin disangka sebuah karnaval, bagian dari acara panitia.” Alhamdulilah, anak saya kebagian disorot TV,” kata seorang warga Meruya.

Ambigu

Seperti halnya Anies, Marah Sakti pun tidak memasalahkan aksi unjuk rasa itu. Dia menganggap itu  bagian dari  kebebasan berpendapat dan berekspresi di alam demokrasi. Malah, Mantan Redaktur Majalah Tempo itu senang karena penggugat kembali memperlihatkan sikap ambigunya. Penggugat dimaksud adalah para Ketua RT. Bukannya menengahi perbedaan pendapat malah memprovokasi warga menentang gubernurnya.

” Di Indonesia, hanya di TVM Ketua RT menjadi partisan, atau pencetus pembangkangan kepada pemerintah. Mereka saja yang sibuk kemarin,  warga yang dibawa – bawa namanya tidak muncul ,” ungkap Marah Sakti.

Perempuan mengaku anggota DPRD dari PSI

Ada RT Susanto dan bersama wanita yang mengaku dari PSI kepada petugas, ditolak ketika memaksa mau masuk di area ibadah. Entah apa maksudnya. Yang pasti, bukan untuk Salat Jumat.

Bukan Menyoal Masjid

Sekretaris RW 001 TVM, Ir Ridwan Susanto, yang memimpin unjuk rasa kemarin menyatakan kepada wartawan  bahwa yang mereka soal bukan masjid. Tapi tidak ada sosialisasi kepada seluruh warga sebelumnya. Hal lain, kata Manager Bank Asing HSBC itu, lahan yang digunakan masjid adalah ruang terbuka hijau.

Unjuk rasa warga TVM

Menanggapi hal itu, Marah menceritakan sosialisasi  pertama  terjadi 3 November 2019. Acara yang dipimpin oleh Ketua RW Irjen Pol DR Burhanuddin Andi dihadiri semua Ketua RT. Hari itu berhasil dicapai kesepakatan. Pihak yang menginginkan masjid dibangun di areal yang mereka maui silahkan memproses izinnya masing- masing.

Mayoritas RT menginginkan lokasi 312 m2 di dekat St John. Mereka janji akan ajukan tambahan 1000 m2. Pihak Panitia Masjid memilih lokasi di tempat sekarang yang seluas 1078 m2. Ketua RW bikin aturan : Pihak yang bisa menyelesaikan perizinnya lebih dulu, itulah yang kita akan tetapkan. Sedangkan yang  lain harus legowo dan ikhlas menerima. Rapat itu ada absensinya, notulennya, dan foro-foto pada waktu itu.

” Jadi, tidak ada masalah, kan? Namun, mereka  tidak memproses izin. Belakangan kita ketahui, yang  dilakukan sibuk mengirim surat ke berbagai instansi mencegat kami. Lalu mengeluh,  suratnya tidak ada yang merespons. Begitu tahu kami dapat izin dan rekomendasi dari instansi yang sama yang mereka kirimi surat, langsung kalap. Bukannya konsisten pada kesepakatan 3 November 2019, tahu- tahu layangkan gugatan ke PTUN. Yang, apa boleh buat kita harus terima kenyataan itu dengan mengikuti persidangan, ” papar Marah Sakti.

Hakim PTUN : Silahkan Bangun

Gugatan Para Ketua RT itu didaftarkan di PTUN 30 Maret 2021. Persidangan berlangsung sejak April hingga 23 Agustus. Keputusan hakim akan disampaikan Senin, 30 Agustus. Pada persidangan tatap muka pertama 27 Juli lalu, Ketua Majelis Hakim DR Andi Muh. Ali Rahman menerangkan posisi hukum Masjid At Tabayyun. SK Gubernur No 1021/2020 tanggal 9 Oktober dan izin lain termasuk rekomendasi FKUB ( Forum Kerukunan Umat Beragama) adalah payung hukum yang sah dan berlaku, sampai ia dibatalkan pengadilan. Sedangkan PTUN  hingga kini belum memutuskan apa-apa.

Hartono, SH. Kuasa Hukum penggugat

Saat Tergugat II Marah Sakti Siregar menanyakan ihwal itu di persidangan, jawaban sama disampaikan Hakim DR Ali Rahman. ” Kalau sudah mengantongi semua izin silahkan  bangun. Kalau pun, nanti panitia kalah, Anda bisa naik banding. Demikian juga sebaliknya Pengugat. Kalau gugatan ditolak, Banding lagi. Kalah lagi, lanjut ke kasasi. Demikian seterusnya. Proses hukum itu memang panjang dan lama,” kata Andi Rahman.

Pengunjuk rasa juga menyoal itu kemarin. Kenapa pembangunan sudah dimulai sedangkan putusan PTUN belum ada ?

” Itu dia, kasihan kan mereka sudah kepanasan berjemur matahari tapi tidak diberikan informasi yang benar dari kuasa hukum dan ketua RT nya,” prihatin Marah Sakti.

Dugaan ujaran kebencian

Menurut pengakuan Marah, pihaknya  sebenarnya cukup lelah  menghadapi penggugat. Ikut sidang tapi tidak menyimak jalannya sidang. Belum lagi menghadapi sikap ambigunya. Kepada media Pengugat selalu mengatakan yang mereka gugat bukan masjid. Tapi jejak digitalnya tersimpan, mereka gugat masjid. Terbukti dalam somasi yang dilayangkan kuasa hukumnya pada 15 April 2021. Untuk kebutuhan beribadah Salat Taraweh di bulan Ramadhan lalu, Panitia Membangun Tenda Arafah di areal yang izinnya sudah dikantongi. Kuasa Hukum Penggugat mengultimatum Panitia Masjid membongkar tenda itu dalam waktu 3 X 24 jam. Nyaris saja rumah kuasa hukum dan Ketua RT digeruduk massa waktu itu. 

Ambigu yang lain, mereka  telah menempuh saluran hukum lewat PTUN. Namun, menjelang peletakan batu pertama pembangunan masjid, ada Ketua RT menginstruksikan lewat WAG agar pendukungnya memasangi rumahnya spanduk-spanduk yang isinya, seperti sudah disebut, sudah menjadi materi gugatan.

Peletakan batu pertama

Pas hari H  momen peletakan batu pertama, Jumat siang, Ketua-Ketua RT itu mengomando lagi warganya untuk bikin aksi damai. Di depan wartawan narasinya aksi damai. Namun, di balik itu terekam lewat WAG, sekurangnya di WAG Warga RT 001 Ketua RT Andi Wijijanto mengintimidasi warganya agar bergerak menentang kunjungan Gubernur DKI Anies Baswedan meresmikan masjid.

Selain provokasi dan agitasi, terekam juga di WAG itu ujaran kebencian kepada Muslim yang dilakukan oleh pengurus RT atas nama Dendy Jo. Kata “gabener” ” kadrun” yang dulu digunakan PKI mengagitasi rakyat sebelum G-30-S meletus, berhamburan di situ. Sabtu pagi,  WAG bermasalah itu ditutup oleh Dendy Jo, sekaligus ” menendang” ke luar delapan membernya. Menurut informasi warga itu sedang menyiapkan laporan polisi dugaan pelanggaran UU ITE oleh Andi Wijianto dan Dendy Jo.

WAG warga TVM

” Ya, saya sudah dihubungi warga untuk menemani mereka melapor ke Polda Metro Jaya. Nanti sore saya koordinasi dengan mereka,” kata lawyer Jamaluddin Mahmud, SH. Namun, ketika ditanya, Jamal tidak bersedia menyebut nama warga yang menghubunginya#

#Masjid #UjaranKebencian data gugatan pemalsuan
Share. Facebook Twitter Telegram WhatsApp Email

Related Posts

Bareskrim Tangkap Direktur Persiba Balikpapan Terkait Kasus Narkoba

Hadiri Sidang Tom Lembong, Anies Minta Hakim Objektif

Tom Lembong Jalani Sidang Perdana Kasus Korupsi Importasi Gula Hari Ini

Add A Comment
Leave A Reply Cancel Reply

Sedang Tren

8 Tempat Berburu Takjil di Jakarta Saat Ramadhan

Ceknricek.com — Menjelang waktu berbuka puasa, berburu takjil menjadi salah satu tradisi yang paling dinantikan selama…

Bareskrim Tangkap Direktur Persiba Balikpapan Terkait Kasus Narkoba

March 10, 2025

Dialog Ramadan Lintas Agama: Puasa sebagai Sarana Menahan Diri dan Membangun Kebersamaan

March 10, 2025

Rantai Korupsi Tambang Nikel

March 10, 2025

Lady Gaga Bakal Gelar Konser di Singapura pada Mei 2025

March 10, 2025

Nikita Willy Bagikan Tips Tetap Bugar Saat Berpuasa

March 10, 2025

Hasil Liga Italia: Atalanta Permalukan Juventus 4-0

March 10, 2025

Ironi Dunia Penerbangan Indonesia

March 10, 2025
logo

Graha C&R, Jalan Penyelesaian Tomang IV Blok 85/21, Kav DKI Meruya Ilir, Jakarta Barat. redaksi@ceknricek.com | (021) 5859328

CEK & RICEK
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor
575/DP-Verifikasi/K/X/2020

Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
© 2017-2025 Ceknricek.com Company. All rights reserved.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.