Close Menu
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
Tentang Kami Kontak Kami
  • APP STORE
  • GOOGLE PLAY
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
CEK&RICEKCEK&RICEK
Trending:
  • 8 Tempat Berburu Takjil di Jakarta Saat Ramadhan
  • Bareskrim Tangkap Direktur Persiba Balikpapan Terkait Kasus Narkoba
  • Dialog Ramadan Lintas Agama: Puasa sebagai Sarana Menahan Diri dan Membangun Kebersamaan
  • Rantai Korupsi Tambang Nikel
  • Lady Gaga Bakal Gelar Konser di Singapura pada Mei 2025
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
Home»FILM & MUSIK

Sorop, Film Horor dengan Banyak Unsur Kejutan

FILM & MUSIK December 14, 20244 Mins Read

Ceknricek.com–Sorop atau Surup dalam keyakinan masyarakat Jawa di desa adalah pergantian waktu saat hari sudah berangkat senja. Saat itu, makhluk halus biasanya mulai bermunculan. Maka dalam mitos Jawa, anak anak sebaiknya jangan keluar rumah. Jendela dan pintu rumah seyogyanya ditutup.

Bagi etnis Jawa, ketika mendengar judul film ini, imajinasi langsung melenting terkait jalan cerita tak jauh jauh dari hantu, dedemit, banaspati, tuyul dll, yang akan jadi rujukan. Tentu berlandas pada konflik manusia, sebagai pakem tunggal cerita sebuah film agar bisa dinikmati secara dramaturgi.

Ini kejutan pertama, dari banyak kejutan yang ditangan sutradara Sartri Dania Sulfiati atau biasa disapa Upi, ternyata jauh dari perkiraan penonton. Sorop, dalam film ini, ternyata ritual Puasa Sorop -sebuah lelaku yang ditempuh untuk membalas sakit hati kita pada perlakuan orang orang yang kita benci.

Cerita dalam film ini memang tak lepas dari basic cerita aslinya yang diangkat dari thread Sorop yang belum selesai. Perjuangan dua kakak-adik, Isti dan Hanif, untuk keluar dari rumah angker yang dieksploitasi sepanjang film bergulir, berakhir dengan anti klimak alias tidak sesuai harapan penonton.

Bagi Manoj Punjabi, produser film ini, teknik ini mungkin bagian dari trik marketing untuk melanjutkan ke sekuel Sorop. Alasan ini cukup masuk akal, lantaran kondisi saat ini dianggap ideal, karena pangsa pasar film horor yang menggiurkan di tahun 2024 yang sudah meraup 76 juta penonton dengan market share 65 persen.

Sementara bagi calon penonton, mungkin bisa menimbang, apakah senang dengan model film yang tidak berakhir dengan happy ending. Tentu saja ini kembali pada subyektifitas calon penonton, meski secara keseluruhan, sebagai  sebuah hiburan, Sorop bisa membuat kita terus terpaku di kursi bioskop, karena jalinan ceritanya yang  terbilang “serius”.

Seperti kita menonton akting  Cillian Murphy  di Film Oppenheimer, kita akan kehilangan benang cerita jika lengah sedikit, lantaran banyak scene back story yang digunakan Upi untuk membuat bangunan cerita. Tapi  menariknya justru dengan memelototi secara serius, pertanyaan demi pertanyaan silih berganti muncul, yang sengaja disimpan Upi untuk jadi kejutan.

Di awal awal film, seperti kata Upi, cerita memang berjalan agak lambat. Dua bersaudara  Isti dan Hanif disuruh pulang ke Solo, karena pakdenya tidak kunjung meninggal. Si pakde ini terus memanggil Isti dan Hanif. Setelah sang pakde meninggal, keanehan demi keanehan mereka alami yang membuat satu pertanyaan terlontar,”Apa yang telah terjadi dengan keluarga mereka hingga musibah itu terus berulang”.

Cerita lantas bergulir seperti laiknya film horor. Bagaimana cara Isti dan Hanif keluar dari rumah itu. Benar apa yang dikatakan Upi, ia sebisa mungkin menghindari scene jumpscare alias munculnya seorang tokoh secara tiba tiba yang mengagetkan. Tapi tentu saja tanpa scene jumpscare, sebuah film horor akan terasa hambar. Di sini, Upi berhasil memberi takaran yang pas, hingga klaimnya sebagai film horor dengan “warna” lain mendekati kenyataan.

Hanya saja, yang mungkin agak “mengganggu” -atau ini versi lain Upi untuk menyuguhkan horor dengan “warna” lain, yaitu stereotip arwah jahat yang masih mengenakan daster putih panjang. Dengan cerita yang jauh dari sosok kuntilanak, banaspati, genderuwo dan sebangsanya, arwah jahat itu masih punya daya tarik lewat akting pemain, tanpa kewajiban memakai kostum kuntilanak.

Begitu pula sosok dukun yang digambarkan memberi ageman untuk mengusir sosok arwah jahat itu. Bukankah dukun selama ini identik dengan kekuatan “hitam” yang terasosiasi dengan iblis dan balakurawanya, dan berbeda dengan sosok ustaz yang kebalikannya? Tapi lagi lagi, kita berfikir positif mungkin Upi ingin memberi “warna” lain. Artinya, bukan hanya ustaz, ajengan atau kyai yang mampu melawan kekuatan arwah jahat. Dukun juga bisa.

Jika meminjam istilah Pak Tino Sidin untuk mengomentari film ini dengan satu kata ya; Bagus. Minimal tidak begitu mengecewakan bagi seorang sutradara genre drama seperti Upi yang mengaku ini debut pertama kali menyutradarai film horor. Ada tawaran lain yang bisa kita nikmati dan Upi beserta kru menjaga kepercayaan itu.

Sambil menunggu sekuelnya, Upi atas persetujuan Manoj mungkin bisa menjelaskan di film Sorop kedua apa dasar Puasa Sorop karena kurang familiar di telinga penggemar urban legend. Begitu juga asal usul panggilan Sinom, yang mendominasi seluruh  alur film. Selebihnya, film ini bisa jadi alternatif bagi mereka yang masih pacaran, untuk mendapatkan moment moment romantis, saat pasangan kita mencoba menggenggam tangan lantaran gedoran rasa takut!

#filmhoror #sorop #upi manojpunjabi
Share. Facebook Twitter Telegram WhatsApp Email

Related Posts

Lady Gaga Bakal Gelar Konser di Singapura pada Mei 2025

Ini Dia Daftar Lengkap Pemenang Piala Oscar 2025

D’Masiv Bakal Tampil di MUSEXPO 2025 di Amerika Serikat

Add A Comment
Leave A Reply Cancel Reply

Sedang Tren

8 Tempat Berburu Takjil di Jakarta Saat Ramadhan

Ceknricek.com — Menjelang waktu berbuka puasa, berburu takjil menjadi salah satu tradisi yang paling dinantikan selama…

Bareskrim Tangkap Direktur Persiba Balikpapan Terkait Kasus Narkoba

March 10, 2025

Dialog Ramadan Lintas Agama: Puasa sebagai Sarana Menahan Diri dan Membangun Kebersamaan

March 10, 2025

Rantai Korupsi Tambang Nikel

March 10, 2025

Lady Gaga Bakal Gelar Konser di Singapura pada Mei 2025

March 10, 2025

Nikita Willy Bagikan Tips Tetap Bugar Saat Berpuasa

March 10, 2025

Hasil Liga Italia: Atalanta Permalukan Juventus 4-0

March 10, 2025

Ironi Dunia Penerbangan Indonesia

March 10, 2025
logo

Graha C&R, Jalan Penyelesaian Tomang IV Blok 85/21, Kav DKI Meruya Ilir, Jakarta Barat. redaksi@ceknricek.com | (021) 5859328

CEK & RICEK
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor
575/DP-Verifikasi/K/X/2020

Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
© 2017-2025 Ceknricek.com Company. All rights reserved.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.