Ceknricek.com — Pemerintah Indonesia, melalui perwakilan Kedutaan Besar RI di Kolombo, telah mengimbau seluruh warga negara Indonesia (WNI) di Sri Lanka untuk berhati-hati di tengah krisis ekonomi yang memicu protes besar-besaran di sana.
Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha menuturkan pihaknya dan KBRI Kolombo terus melakukan monitoring secara ketat terkait situasi di Sri Lanka.
“Alhamdulillah, sampai saat ini tidak ada WNI yang terancam keselamatan maupun kelangsungan hidupnya akibat krisis ekonomi yang sedang berlangsung,” ujarnya dalam press briefing Kemlu secara virtual pada Kamis (7/4/22).
Mengutip data KBRI Kolombo, Judha menyebut saat ini terdapat 232 WNI yang tinggal menetap di Sri Lanka.
Pihak KBRI juga telah mengimbau seluruh WNI untuk selalu berhati-hati, mengingat adanya kemungkinan terjadinya protes lanjutan setelah kerusuhan pada 31 Maret lalu.
“KBRI juga telah menyampaikan imbauan kepada seluruh WNI kita yang ada di sana untuk selalu berhati-hati, menghindari kerumunan massa, dan segera melapor kepada KBRI jika terjadi situasi darurat,” imbaunya.
Di samping itu, KBRI juga telah mengambil sejumlah langkah antisipasi, termasuk melakukan pelayanan kekonsuleran secara daring untuk memudahkan WNI mendapatkan akses di tengah kelangkaan bahan bakar.
“Kita juga sudah siapkan pasokan logistik bagi WNI yang membutuhkan,” kata Judha.
Sri Lanka menghadapi pergolakan akibat krisis ekonomi parah. Pinjaman yang menumpuk dan kondisi pandemi diperparah dengan dampak perang Ukraina-Rusia yang membuat harga barang-barang pokok naik.
Warga juga mengkritik pemadaman listrik hingga 13 jam sehari karena pemerintah tidak memiliki devisa yang cukup untuk membeli bahan bakar. (Rmol.id)
Baca juga: Protes Meluas, Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa Menolak Mundur