Ceknricek.com — Saat liburan Natal ini, banyak televisi menyiarkan film-film bertemakan Natal, termasuk di Indonesia. Meski jumlahnya di Tanah Air belakangan agak berkurang, mungkin lantaran perdebatan halal haramnya mengucapkan selamat Natal dari umat Muslim untuk non Muslim.
Nah, jika di Indonesia perdebatan itu kerap terjadi setiap tahunnya, di luar negeri khususnya Amerika Serikat perdebatan tahunan justru terjadi tentang genre salah satu film favorit di musim Natal, Die Hard (1988). Ya, film yang menceritakan kisah detektif NYPD seorang diri menaklukkan 12 teroris di Gedung Nakatomi memang masih absurd tentang statusnya sebagai film Natal.
Dengan mengambil latar waktu malam Natal atau 24 Desember, maka nuansa Natal memang kental dalam film ini. Tak hanya itu, lagu-lagu Natal juga menjadi latar lagu dari film ini, seperti Let It Snow! Let It Snow! Let It Snow!, Christmas in Hollis, serta Winter Wonderland.
Dalam film ini sendiri, sang detektif John MccLane yang diperankan Bruce Willis memang seolah-olah mendapatkan keajaiban Natal, dengan seorang diri menaklukkan gembong teroris yang dipimpin Hans Gruber (Alan Rickman). Maka tak heran kisah ini seolah seperti menjadi dongeng Natal itu sendiri.
Perdebatan apakah Die Hard masuk kategori film Natal atau bukan memang terus terjadi, bahkan setelah 3 dekade film itu rilis. Untuk diketahui, saat rilis di tahun 1988, film ini diputar pada 12 Juli, atau bukan pada periode Natal.
Meski demikian, pada tahun 2010 Die Hard terpilih sebagai Film Natal Terbaik Sepanjang Masa oleh Empire. Dua tahun berikutnya, giliran IGN menempatkannya di posisi teratas dalam daftar 25 Film Aksi Teratas, yang sedikit membuat ambiguitas status film Natal ini kembali diperdebatkan.

Baca Juga: Film-Film Layak Tonton Untuk Liburan Natal & Tahun Baru
Beberapa argumen mengungkapkan karena peristiwa film ini terjadi pada malam Natal dan setting film juga terjadi pada pesta Natal, maka hal itu cukup untuk membuatnya memenuhi syarat sebagai film Natal.
Sementara di kubu kontra merasa bahwa film ini tidak benar-benar tentang Natal, seperti Santa Claus atau film keluarga. Film ini juga berfokus pada plot aksi solo polisi berusaha menghentikan teroris, sehingga tidak boleh dianggap sebagai film Natal
Seperti dikutip dari Independent, pada 24 Desember 2017, penulis skenario Steven E. de Souza menyatakan di Twitter bahwa Die Hard adalah film Natal. Namun, seperti dilansir dari EW, sang aktor Bruce Willis malah menyatakan, “Die Hard bukan film Natal! Itu adalah film Bruce Willis!”
Menyadari perdebatan mengenai hal ini, pihak studio 20th Century Fox merilis Die Hard versi Edisi Khusus Natal pada Desember 2018, untuk memperingati 30 tahun film ini. Saat mempromosikannya, Fox merilis trailer re-cut dan menyebut bahwa film ini adalah kisah Natal yang mengharukan.
“Film Natal? Yippee ki yes!” tulis Fox sekaligus berusaha mengakhiri perdebatan tentang status film ini. Meski Fox telah mengeluarkan fatwa, setahun berlalu faktanya perdebatan ini masih berlangsung.
BACA JUGA: Cek FILM & MUSIK, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini