Close Menu
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
Tentang Kami Kontak Kami
  • APP STORE
  • GOOGLE PLAY
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
CEK&RICEKCEK&RICEK
Trending:
  • 8 Tempat Berburu Takjil di Jakarta Saat Ramadhan
  • Bareskrim Tangkap Direktur Persiba Balikpapan Terkait Kasus Narkoba
  • Dialog Ramadan Lintas Agama: Puasa sebagai Sarana Menahan Diri dan Membangun Kebersamaan
  • Rantai Korupsi Tambang Nikel
  • Lady Gaga Bakal Gelar Konser di Singapura pada Mei 2025
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
Home»Opini

Suruhan Hidup Rukun dan Damai

Opini March 21, 20235 Mins Read

Ceknricek.com–Tidak mudah memang untuk terus menjalin kerukunan dan perdamaian/kedamaian antara sesama manusia. Bahkan di antara suami/istri yang pernah memadu rasa cinta dan kasih sayang satu sama lain pun bisa terjadi keretakan. Begitu juga antara sesama sanak saudara dan handai taulan.  Namun wajib hukumnya kita berusaha untuk mewujudkannya, sebisa mungkin.

Belakangan ini di Indonesia “keretakan” yang timbul antara satu golongan dengan golongan lain, sampai-sampai memunculkan julukan-julukan yang sama sekali tidak lagi berada dalam kategori kepatutan. Bahkan ada julukan yang sarat konotasi agama yang dengan seenaknya disemburkan ke arah mereka yang tidak disukai. Misal saja “KADRUN” alias kadal gurun, yang umumnya dimaksudkan adalah sesuatu yang keArab- Arab-an, alias Islam.

Dan ternyata di antara Umat Islam pun tidak sedikit juga yang begitu seenaknya menuding Muslim lainnya sebagai “Kadrun”, hanya karena perbedaan paham politik.

Dalam salah satu Surah atau Bab Al Qur’an yang menjadi panduan, pedoman dan bimbingan hidup setiap Muslim, yakni Surah ke-49 “Al Hujarat” (Bilik-Bilik), ayat ke-10, Islam menegaskan:”Sesungguhnya orang-orang Mukmin (yang beriman) bersaudara, karena itu lakukanlah islah (kerukunan) di antara kedua saudaramu.”

Judul Surah ke-49 dalam Al-Quran itu (Al Hujurat –Bilik-Bilik), mirip dengan ucapan Yesus dalam Yohanes 14:2 (In my Father’s house are many mansions) atau “Di rumah BapakKu banyak tempat tinggal….” (Alkitab – Lembaga Alkitab Indonesia, Jakarta 1991).

Dan mereka yang dicap kadrun menciptakan istilah olok-olok mereka sendiri untuk membalas ejekan lawan mereka, yaitu Cebong. Mungkin julukan “Cebong” itu yang notabene adalah cikal bakal kodok, diambil dari kegemaran Presiden Joko Widodo untuk mendengarkan “suara” kodok yang dapat, katanya, melenakannya. Hal ini diungkapkannya dalam wawancara dengan koran Singapura “The Straits Times” baru-baru ini:

To relax, he (Presiden Joko Widodo – penulis) loves listening to his pet frogs. “Their croaking at night is soothing. The frogs themselves aren’t.” (Untuk relaksasi dia (maksudnya Presiden Joko Widodo) gemar mendengarkan kodok-kodok peliharaannya.

“Suara mereka di malam hari menyenangkan/menyejukkan. Meski kodok-kodok itu sendiri tidak mendatangkan kesejukan – kata Presiden Joko Widodo).”

Mungkin saja kegemaran atau hobi Presiden Joko Widodo ini yang menjadi cikal bakal para pendukungnya kemudian dijuluki “Cebong”. Apapun alangkah baiknya kalau kedua belah pihak mufakat untuk menjalin “genjatan senjata”.

Bahkan antara Arab Saudi yang menganut aliran “ahlu sunnah wal jamaah alias Sunni” dan Iran yang Shi’ah saja bisa dirukunkan oleh Tiongkok. Islam menganggap “para keturunan Nabi Adam telah dimuliakan.” (Dan sungguh Kami telah muliakan keturunan Adam….QS 17:70).

Ternyata dalam kalangan Umat Kristen pun ada “julukan-julukan” yang menusuk perasaan. Seperti ungkapan “papists” yang, paling tidak dahulu, sejak zaman Martin Luther, sering digunakan oleh kalangan Protestan untuk menyentil Umat Katolik. 

“The term (papist) is a polemic and an epithet describing anyone who, in the estimation of the user, is more beholden to the Pope than to Christ” (Ungkapan papist adalah suatu ucapan atau tulisan yang penuh kecaman tentang seseorang yang dianggap lebih patuh pada Paus ketimbang Kristus).

Banyak yang tidak atau belum tahu bahwa dalam agama Islam sangat dipantangkan saling olok mengolok antara satu sama lain. Larangan ini termuat juga dalam Surah Al Hujurat (49) ayat ke-11, yang antara lain berbunyi:

“Hai sekalian orang-orang yang beriman: Janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain, boleh jadi mereka (kaum yang diolok-olokkan itu) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan).”

Masih dalam ayat itu juga terdapat larangan “panggil memanggil dengan gelar-gelar (atau julukan-julukan) yang buruk.”

Islam pada hakikatnya mengutamakan kesantunan dan kepatutan. Juga terhadap non-Muslim. Ketika menyiapkan buku berjudul “JIHAD YANG SESUNGGUHNYA” (kini diterbitkan on- line oleh Gramedia) penulis mengawali halaman pertamanya dengan kutipan tentang perlakuan Nabi Muhammad (saw) terhadap Umat Kristen di Sinai, Mesir.

Dalam tahun 626 Masehi, sebuah perutusan dari biara Santa Caterina (yang merupakan biara Kristen tertua di dunia dan sampai sekarang masih berfungsi di Sinai, Mesir), tiba di Madinah, yang waktu itu merupakan pusat Islam.

Perutusan tersebut ditugaskan menemui Rasulullah (saw) untuk meminta jaminan keamanan dan perlindungan untuk mereka. Diriwayatkan Rasulullah (saw) langsung memanggil seorang juru tulis untuk mencatat pesan berikut:

“Ini adalah pesan dari Muhammad ibn Abdullah, sebagai perjanjian dengan mereka yang menganut ajaran Kristiani, dimanapun mereka berada, kami bersama mereka. Sesungguhnya aku, para pembantuku dan para pengikutku, melindungi mereka karena Umat Kristiani adalah wargaku, dan Demi Allah! Aku akan membela mereka sekiranya ada yang mengganggu mereka.

Mereka tidak boleh dipaksa. Begitu pula para hakim mereka tidak boleh disingkirkan dari jabatan mereka, juga para pendeta mereka tidak boleh diusir dari biara mereka. Tidak boleh ada yang menghancurkan rumah ibadah mereka, atau merusaknya, atau mengambil sesuatu darinya untuk dibawa ke rumah-rumah Muslim. Apabila ada yang melakukan hal seperti itu, maka niscaya mereka telah melanggar ketentuan yang dibuat Allah dan sekaligus durhaka pada Nabi mereka.

Sesungguhnyalah mereka adalah sekutuku dan memiliki jaminan dariku untuk menentang segala yang mereka tidak sukai. Tidak boleh ada yang memaksa mereka untuk melakukan perjalanan atau mewajibkan mereka untuk bertempur. Umat Islam-lah yang akan bertempur untuk mereka.

Apabila seorang perempuan Kristiani dinikahi seorang lelaki Muslim, maka itu hanya dapat terjadi dengan persetujuan sang perempuan. Dia (sebagai istri) tidak boleh dihalangi untuk pergi ke gereja untuk berbakti. Gereja-gereja mereka harus dihormati. Mereka tidak boleh dicegah atau dihalangi untuk memperbaikinya, juga kesucian dari kepercayaan mereka. Tidak ada Umat Islam yang boleh melanggar perjanjian ini sampai akhir zaman (kiamat),” (Piagam ini masih tersimpan dalam Biara Santa Catherine di Sinai, Mesir, sampai sekarang – penulis).

Jadi sudah jelas ajaran Islam yang sesungguhnya, yang mendambakan kerukunan. Bukan saja Al-Quran menyukai kerukunan antara Umat Islam dan umat lainnya, sebagaimana disebut dalam Surah Al Mumtahanah (60) ayat ke-7: “Mudah-mudahan Allah mengadakan kasih sayang antara kamu dengan orang-orang yang memusuhi kamu di antara mereka. Allah Maha Kuasa dan Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”, melainkan juga dalam Islam diingatkan: “Dan janganlah kamu memaki (sesembahan-sesembahan) yang mereka sembah selain Allah….”.

Semoga ada hikmahnya.

# perdamaian #Kehidupan kerukunan
Share. Facebook Twitter Telegram WhatsApp Email

Related Posts

Rantai Korupsi Tambang Nikel

Ironi Dunia Penerbangan Indonesia

Generasi Beta, Selamat Datang

Add A Comment
Leave A Reply Cancel Reply

Sedang Tren

8 Tempat Berburu Takjil di Jakarta Saat Ramadhan

Ceknricek.com — Menjelang waktu berbuka puasa, berburu takjil menjadi salah satu tradisi yang paling dinantikan selama…

Bareskrim Tangkap Direktur Persiba Balikpapan Terkait Kasus Narkoba

March 10, 2025

Dialog Ramadan Lintas Agama: Puasa sebagai Sarana Menahan Diri dan Membangun Kebersamaan

March 10, 2025

Rantai Korupsi Tambang Nikel

March 10, 2025

Lady Gaga Bakal Gelar Konser di Singapura pada Mei 2025

March 10, 2025

Nikita Willy Bagikan Tips Tetap Bugar Saat Berpuasa

March 10, 2025

Hasil Liga Italia: Atalanta Permalukan Juventus 4-0

March 10, 2025

Ironi Dunia Penerbangan Indonesia

March 10, 2025
logo

Graha C&R, Jalan Penyelesaian Tomang IV Blok 85/21, Kav DKI Meruya Ilir, Jakarta Barat. redaksi@ceknricek.com | (021) 5859328

CEK & RICEK
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor
575/DP-Verifikasi/K/X/2020

Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
© 2017-2025 Ceknricek.com Company. All rights reserved.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.