Ceknricek.com — Tagar Save Ani Hasibuan trending di Twitter setelah dirinya dilaporkan ke polisi. Hal tersebut terekam melalui linimasa Twitter Kamis (16/5). Sebanyak 1500 cuitan menggunakan tagar Save Ani Hasibuan.
@dr_koko28: Teman-teman, saya minta lambungkan tagar berikut ini #SaveDokterAni #SaveDokterAniHasibuan. Saya begitu kaget membaca surat-surat yang beredar di lini masa. Padahal tak ada satupun pernyataan beliau berupa kebencian dan berita bohong. Hanya pertanyaan & kepedulian thd KPPS kita.
Sumber: Twitter
@AgusTrinawati78: Takdir Jika kematian lebih dari 500 KPPS masih belum membuatmu gelisah dan berusaha menjawab kegelisahanmu dan orang2 di sekitarmu maka biarkanlah mereka yg gelisah dan peduli dg kegelisahan tsbt menemukan jawabannya.
#SaveDokterAni.
Sumber: Twitter
Ikatan Keluarga Besar Universitas Indonesia (IKB UI) juga menggelar aksi di depan Masjid Arif Rahman Hakim (ARH) UI Salemba usai salat Jumat, (17/5).
Dalam seruannya, IKB UI siap menjadi penjamin dokter Ani, jika terindikasi ada upaya krimalisasi apalagi sampai ditahan polisi. Mereka turut mendengungkan tanda pagar #SaveDokterAniHasibuan.
Salah satu anggota Ikatan Keluarga Besar UI Sabrun Jamil menilai, pemanggilan dokter Ani Hasibuan oleh kepolisian tidak tepat.
Sumber: Istimewa
Menurutnya, pendapat Ani adalah bentuk dari profesionalismenya sebagai seorang dokter, terlepas Ani adalah pendukung Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden nomor 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.
Hal itu disampaikan Sabrun dalam Konferensi Pers dan Diskusi Publik bertajuk “Mendesak Investigasi Wafatnya Ratusan Petugas KPPS” di Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (16/5).
“Ibu Ani Hasibuan ini rekan kami di Alumni UI. Dia memang 02. Tapi kita semua tahu, dia itu seorang dokter yang disumpah atas nama sumpah dokter. Dia kalau ngobatin orang di jalan itu tidak bertanya, you agamanya Islam atau Nasrani, 01 atau 02, tukang pijit atau mandor masjid. Mereka dokter itu disumpah atas nama profesi dan kemanusiaan,” kata Sabrun.
Pernyataan Tegas Dr. Ani Hasibuan Soal Penyebab Kematian Petugas KPPS | CDK (7/5/2019). Sumber: ILC Youtube
Ia mengibaratkan dirinya yang berlatar belakang pendidikan insinyur sipil mengomentari jika ada sebuah jembatan yang roboh.
“Kebetulan background saya insinyur sipil. Itu sama dengan kalau ada jembatan roboh terus saya kasih komentari, ini tiangnya kurang besar, semennya kurang banyak, atau besinya dicolong. Itu profesionalitas saya. Saya tidak bicara 01 atau 02 kalau bicara itu. Sama dengan Mbak Ani,” kata Sabrun.
Sebelumnya diberitakan, Penyidik Subdit III Sumdaling Ditreskrimsus Polda Metro Jaya mengagendakan pemeriksaan terhadap Dokter Roboah Khairani Hasibuan (Ani), Jumat (17/5).
Ani rencananya dimintai keterangan sebagai saksi terlapor buntut mengomentari kejanggalan meninggalnya ratusan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).