Ceknricek.com — Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menanggapi penolakan seniman terkait pembangunan hotel di Taman Ismail Marzuki (TIM). Ia menilai ada perbedaan imajinasi antara pihaknya dengan para seniman yang keberatan pada revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM).
Anies mengatakan Pemprov pasti akan disalahkan jika imajinasi tersebut berbeda. Padahal menurut Anies, Pemprov DKI Jakarta berencana menjadikan kawasan tersebut sebagai pusat kesenian dan kebudayaan bertaraf internasional.
“Artinya apa? Yang nantinya hadir di TIM itu adalah pelaku-pelaku kebudayaan dari seluruh dunia,” ujar Anies seperti dikutip Antara, Minggu, (1/12).
Dengan pembangunan hotel dan wisma, para seniman dari berbagai belahan dunia tak perlu repot mencari penginapan bila berkunjung ke Jakarta.
“Pelaku seniman dunia itu datang ke Jakarta tidak tinggal di luar (komplek TIM), tapi bisa di dalam. Selama 24 jam di situ,” katanya.
Baca Juga: Pelaku Seni di Jakarta Tolak Pembangunan Hotel Revitalisasi Kawasan TIM
Seperti diketahui, pembangunan wisma berbintang lima dalam proyek revitalisasi TIM mendapat penolakan dari sejumlah seniman, termasuk DPRD DKI Jakarta.
Menurut mereka, hotel sudah banyak di kawasan Cikini sehingga tidak perlu lagi adanya hotel di TIM. Sebaliknya, pembangunan harusnya lebih mengarah kepada perbaikan fasilitas-fasilitas tempat seni, dan membuat laboratorium seni untuk para seniman.
Sementara itu, DPRD DKI pun memangkas usulan dana Penyertaan Modal Daerah (PMD) dalam Kebijakan Umum Anggaran-Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2020 untuk revitalisasi TIM yang awalnya sebesar Rp 600 miliar menjadi hanya Rp 200 miliar.
Pemotongan dana sebesar Rp 400 miliar ini pun menyebabkan PMD yang diterima oleh Jakpro untuk 2020 mendatang hanya sebesar Rp 2,7 triliun dari usulan awal Rp 3,1 triliun.
BACA JUGA: Cek POLITIK, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.