Close Menu
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
Tentang Kami Kontak Kami
  • APP STORE
  • GOOGLE PLAY
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
CEK&RICEKCEK&RICEK
Trending:
  • Ahmad Dhani Ancam Bongkar Bukti Perselingkuhan Maia Estianty Jika Masih Bahas Masa Lalu
  • Bill Gates Terdepak dari 10 Besar Orang Terkaya Dunia
  • Operasi Patuh 2025 Serentak Digelar Mulai Senin
  • Gobel: Melindungi Konsumen akan Perkuat Industri dan Untungkan Negara
  • Justin Bieber Rilis Album Baru ‘Swag’
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
Home»Opini

Tantangan Pers Indonesia Sekarang

Opini February 9, 20224 Mins Read

Ceknricek.com–Dua puluh satu tahun Reformasi, pers Indonesia mengalami kebebasan yang boleh disetarakan dengan kebebasan pers di negara-negara barat, dalam hal ini Amerika Serikat dan Inggris. Dalam perkembangannya, pers kemudian kembali menjadi alat atau corong penguasa. Setidaknya, kita pernah mengalami masa-masa kejayaan dan independensi pers Indonesia.

Memang siklus eksistensi pers, menurut sejarahnya adalah: pers bawah tanah (revolusioner) – pers partisan – pers pembangunan – pers independen – pers partisan – pers penguasa – kembali pada pers bawah tanah. Di Indonesia, kronika seperti di atas dapat dijabarkan dalam kronologi waktu: pra kemerdekaan – awal kemerdekaan – masa pembangunan (Orba) – Reformasi – media partai-partai politik – media yang dikontrol/dipengaruhi penguasa (era pemerintahan saat ini) – portal berita dan akun-akun media sosial (sebagai pers gerilya/bawah tanah).

Saya dapat mengatakan bahwa media saat ini berada dalam kontrol dan pengaruh penguasa karena mendengar dari dua pihak: pihak internal redaksi dan pihak aparat (dalam hal ini Polri). Dalam kesempatan yang berbeda, keduanya memiliki cerita yang sama, yaitu bahwa aparat atau pejabat kerap berkunjung ke ruang-ruang redaksi, mengimbau mana yang bisa disiarkan mana yang tidak. Kalau di era Reformasi, ‘larangannya” adalah menyiarkan Amien Rais, di era Jokowi, larangannya adalah ‘HRS dan FPI’. Jangan ada sedikitpun berita tentang mereka.

Tentu itu hanya satu-dua contoh. Banyak hal lain mengenai mana yang harus disiarkan (misanya: omnicron makin ganas menjelang Ramadhan) mana yang tak perlu disiarkan (berbagai persoalan perihal kepindahan ibukota negara). Di sinilah kita dapat menganalisis adanya praktik priming, selain yang sudah kita kenal praktik framing dan agenda setting.

Framing merupakan praktik media yang, sesuai namanya, memberi bingkai atas suatu isu atau peristiwa dengan bingkai tertentu. Potret yang bagus bisa dibingkai dengan kayu rusak, atau potret yang buruk diberi pigura kaca dan kayu berukir. Begitu pula dengan fakta berita. Berita tentang IKN dibingkai dengan indahnya “supaya tidak Jawa lagi, Jawa lagi”, mengabaikan banyak fakta buruk tentang rencana itu.

Praktik agenda setting adalah media massa memiliki agenda tertentu ketika menampilkan fakta berita. Agendanya bisa dari politik redaksi (prinsip redaksional), bisa juga agenda narasumber atau subyek pemberitaan. Salah satu contoh terdekat adalah isu Museum Holocaust di Sulawesi Utara. Museum ini sangat tidak kontekstual dan tak berakar dalam sejarah Indonesia. Aneh saja tiba-tiba ada Museum Yahudi di negara Indonesia, sementara seluruh dunia sedang mengecam kekejaman Israel terhadap bangsa Palestina. Banyak media kemudian mengalihkan isu, melalui wawancara dengan beberapa tokoh, bahwa pendirian museum itu untuk tujuan edukasi. Pertanyaannya tentu: mengapa tidak museum Uyghur, museum Palestina, museum Rohingya, untuk edukasi HAM? Mengapa Holocaust? Dimana yang meng-klaim sebagai korban sekarang sedang membalas dendam dengan kekejaman berkali lipat? Apa agenda settingnya? Bisa jadi: normalisasi hubungan RI-Israel, maraknya Yudaisme, dan tergerusnya Islam.

Teori ketiga adalah priming (pengutamaan). Ini adalah proses bagaimana media massa menekankan/menonjolkan satu isu dan mengabaikan lainnya. Penonjolan atau pengabaian ini bisa dengan cara pemberitaan terus menerus, ketiadaan beritanya, posisi/penempatan dalam laman/halaman, ukuran space atau durasi, penyertaan ilustrasi, dll. Penekanan terhadap satu peristiwa sekaligus pengabaian terhadap peristiwa yang lain ini menimbulkan konsekuensi berupa perubahan standar evaluasi yang digunakan khalayak untuk menilai realitas sosial yang dihadapinya (Severin, 2005).

Contoh paling bagus adalah diabaikannya berita-berita kejahatan teroris-separatis yang menganiaya dan membunuhi rakyat sipil, PNS, tentara dan polisi di bumi Papua. Sebagai gantinya –pada waktu yang sama- media terus menerus memberitakan penangkapan ustadz-ustadz dengan tuduhan kosong (tak ada satu pun tuduhan terbukti, apakah radikalisme, terorisme, penyumbang dana ISIS, dll). Kriminalisasi terhadap tindak dakwah dan sedekah ini terus diberitakan. Efeknya adalah rakyat percaya bahwa banyak ustadz harus diwaspadai, dan banyak pesantren terpapar terorisme. Apakah rakyat akan percaya bahwa teroris-separatis Papua adalah “sodara yang harus dirangkul”? Tinggal menunggu waktu.

Ketiga tantangan pers ini, disadari atau tidak, menghantui kinerja pers Indonesia. Kontrol penguasa ke media, baik melalui ancaman pencabutan iklan atau sebaliknya godaan kucuran dana, atau ancaman politik dan ekonomi lainnya, membelenggu pers kita. Tentu tidak semua media kita demikian. Masih ada beberapa media arusutama yang tidak mem-bebek arahan penguasa. Di samping itu, pilar kelima, yaitu akun-akun media sosial yang berperan sebagai pers bawah tanah, memberi keseimbangan informasi pada konsumen berita di Indonesia. Selamat Hari Pers Nasional. Semoga merdeka!

Surabaya, 9 Februari 2022

hpn2022 Indonesia mediapers  
Share. Facebook Twitter Telegram WhatsApp Email

Related Posts

Seratus Tahun Mahathir

Tempat Jatuh Lagi Dikenang….

Siwak Sikat Bau Mulut

Add A Comment
Leave A Reply Cancel Reply

Sedang Tren

Ahmad Dhani Ancam Bongkar Bukti Perselingkuhan Maia Estianty Jika Masih Bahas Masa Lalu

Ahmad Dhani buka suara soal masa lalunya dengan Maia Estianty.

Bill Gates Terdepak dari 10 Besar Orang Terkaya Dunia

July 11, 2025

Operasi Patuh 2025 Serentak Digelar Mulai Senin

July 11, 2025

Gobel: Melindungi Konsumen akan Perkuat Industri dan Untungkan Negara

July 11, 2025

Justin Bieber Rilis Album Baru ‘Swag’

July 11, 2025

G-Dragon Batalkan Jadwal Konser Übermensch di Bangkok

July 11, 2025

Indra Sjafri Resmi Jadi Plt Direktur Teknik PSSI

July 11, 2025

Astra Masih Merajai Industri Otomotif di Semester Pertama 2025

July 11, 2025
logo

Graha C&R, Jalan Penyelesaian Tomang IV Blok 85/21, Kav DKI Meruya Ilir, Jakarta Barat. redaksi@ceknricek.com | (021) 5859328

CEK & RICEK
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor
575/DP-Verifikasi/K/X/2020

Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
© 2017-2025 Ceknricek.com Company. All rights reserved.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.