Sejak awal zaman hingga saat terakhir pada detik Anda membaca tulisan ini, semua bayi lahir karena proses pertemuan sperma dan ovum, kecuali tiga orang: Nabi Adam, istrinya Hawa dan Nabi Isa.
Perjuangan sperma menuju pembuahan ada yang mengibaratkan seperti perjuangan manusia menuju bulan, sebegitu hebat dan melelahkannya.
Untuk manusia diciptakan surga dan pasangannya neraka. Artinya, manusia bukan malaikat makanya ada neraka dan bukan setan, makanya ada surga. Kata lainnya: selalu ada pahala dan dosa.
Surga bangunan tanpa atap itu diciptakan Tuhan tidak dengan cara main-main. Juga tidak neraka. Artinya dari awal sudah ada jatah masuk neraka. Siapa? Itu otoritas Tuhan.

Agar kita masuk surga, jadilah komunitas yang baik. Lembut dan taat pada Tuhan. Bukankah sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Artinya, hubungan sesama amat penting. Kita heterogen, mustahil manusia di dunia ini hanya satu umat, homogen alias sama saja, tak ada bangsa-bangsa. Lihat (QS An Nahl: 93)
Karena itu otak kita bekerja berbeda-beda, kadang dibalut emosi, ketika lain egoisme. Padahal derajat sama. Sama-sama khalifah di bumi. Soal khalifah itu, sebuah tawaran yang sudah ditolak oleh langit, bumi itu sendiri dan juga ditolak oleh gunung-gunung. Manusia hidup di bumi diberi otak, tidak diberikan pada yang lain.
Maka otak dan akallah kemudi manusia dengan rambu-rambu Al Quran.
Tafsir Ilmi mengutip” The Dragon of Eden,” yang ditulis Prof Carl Sagan dari Princeton University, menyebut, manusia paling unggul soal otak alias memori dibanding makhluk lain.

Kita mampu menyimpan memori setara 2 juta halaman buku atau 4.000 jilid buku masing-masingnya setebal 500 halaman. Versi lain dikemukakan BJ Habibie sebagaimana dituturkan oleh wartawan senior Ilham Bintang: ” Dalam satu wawancara dengan BJ Habibie dulu — masih menjabat Menristek — beliau mengatakan kapasitas otak manusia hanya bisa ditampung oleh wadah yang besarnya tujuh kali besar bumi.”
Kemudian lidah. Lidah punya 17 otot membantu mengunyah dan menelan apa saja yang Anda suka sebanyak 2.500 kali sehari. Punya 10 ribu titik pengecap. Lidah dalam agama selalu dikaitkan dengan kalbu dan mengatur buruk baiknya prilaku seseorang. Nah ada buruk baik.
Dengan lidah kita berucap. Coba tak ada lidah. Hening-hening saja dunia ini. Tak ada lantunan ayat Quran, juga tak ada dendang-dendang Minang. Karena lidah itulah kemudian terbentuk komunitas. Karena lidah hadirlah 6.000-an bahasa di dunia, bertahun-tahun kita berlatih memakai bahasa ibu, baru pandai.
Tuhan menyuruh kita berdoa dengan hati atau lidah. Kenapa disuruh-suruh juga? Karena kita memang madar. Sombong sebagaimana disebut Tuhan dalam Surat Gafir/40:60.
Artinya memang ada bawaan ingkar dan patuh pada diri manusia. Sebenarnya Al Quran adalah daya tangkalnya. Akan jadi daya tangkal jika dipahami. Memahaminya itu agar mudah, harus sesuai minat dulu. Misal yang gandrung bola pahami Alquran dari sisi bola, kaki, rumput, nafas, mata, angin, hujan, tulang, orang, menangis, tertawa dan entah apalagi yang bisa dikait-kaitkan dengan bola.
Yang senang ekonomi, budaya, sejarah, ilmu fisika maka cari buku yang mengupas ayat-ayat Quran soal ekonomi dan seterusnya. Nanti mengalir saja, kecuali memang belum ada waktu.
Lantas kenapa longgar hubungan kita dengan Tuhan? Bayangkan saja ketika zaman batu atau zaman jahilyah, manusia zaman sekarang lebih oke oce.
Sayang kita sering terganggu oleh server lain tersebab otak. Tuhan melepas kita ke bumi bak melepas motor cross, suka hatimulah mau sampai ke finish atau tidak. Yang sampai ini tuntutannya Al Quran dan kemudian ditambah hadist. Menjelang sampai ke Al Quran, kenali diri dulu. Kenali alam sekitar dan terus belajar, cari ilmu. Jangan pertentangan kaya dan miskin, jangan singkirkan ilmu dunia karena kita hidup di dunia. Kita sedang mengumpulkan bata demi bata untuk membuat rumah di surga. Surga tidak gratis, berdoa-doa saja, manalah bisa.
Adalah Maurice Bucailli, ilmuwan papan atas Prancis dalam bukunya “Al Quran, Bibel dan Sains Modern,” mencatat tidak ada satu ayat pun dalam kitab suci umat Islam itu yang bertentangan dengan ilmu pengetahuan. Jika dibalik akan terbaca: tidak satupun sains yang bertentangan dengan Al Quran dengan pengecualian teori Darwin. Menurut catatan ahli, dalam Alquran terdapat 750 sampai 1.000 ayat kauniyah, sedang ayat-ayat tentang hukum hanya 250 ayat.

Alquran misalnya bercerita tentang air, awan, hujan, sungai, laut dan penguapan. Tentang gunung, kayu, batu, babi, unta, lebah, dua laut, oksigen, pupuk, tetangga, ekonomi, hukum dan banyak lagi. Juga tentang hujan. Antara air menguap ke udara dan jumlah curah hujan tetap sama sejak dulu sampai sekarang. Setiap detik 16 juta ton air menguap di bumi atau 513 triliun ton setahun. Lalu setiap tahun, hujan menjatuhkan 150 juta ton ke bumi, makanya rimba raya tak perlu urea.
Semua proses penciptaan manusia termasuk akal dan otaknya dalam sains dan ilmu jiwa sama dengan penjelasan kitab suci yang ayat Almaidahnya kemarin hilang di percetakan itu.
Lantas? Menurut saya sudah saatnya dilakukan pendalaman agamanya oleh masing-masing orang dengan bacaan yang benar dan bermutu. Rujukannya harus baik, sehingga tak merasa benar sendiri.
Maka, jangan rumit-rumit benar, bekerja saja dengan baik. Kalau bisa jangan demo-demo. Masuklah pada diri sendiri terlebih dahulu.