Ceknricek.com–Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) memberikan pelatihan Dasar Manajemen Bencana dan Pengendalian Operasi Pencarian dan Pertolongan bagi para relawan Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) tingkat provinsi, kabupaten/kota di seluruh Indonesia melalui metode hybrid learning.
Kepala BNPB Ganip Warsito dalam sambutannya sangat mengapresiasi bentuk pelatihan yang akan diikuti para relawan selama empat hari tersebut, mulai Selasa (28/9/21) sampai Jumat (1/10/21). Dalam acara pembukaan pelatihan yang juga dihadiri Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Prof Dr. (HC) Hj. Megawati Sukarnoputri secara daring itu, Ganip juga mengucapkan terima kasih kepada Presiden ke 5 RI Megawati yang telah menginisiasi lahirnya BNPB dengan tiga fungsi Komando, Koordinator dan Pelaksana, sebagaimana yang tertuang dalam UU Nomor 24 Tahun 2007.

Pada acara pembukaan ini Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Prof Dr. (HC) Hj. Megawati Sukarnoputri sangat menyambut baik kegiatan pelatihan penanggulangan bencana seperti yang akan dilaksanakan antara BNPB, BNPP, BMKG dan Baguna. Bentuk sinergi yang diimplementasikan melalui kegiatan pelatihan itu bahkan sudah lama dinanti saat Megawati menjabat sebagai Wakil Presiden RI.
Semasa itu, Megawati mengaku belum ada gerakan penanggulangan bencana yang memadai. Padahal menurut dia, bencana sifatnya sangat dekat dengan masyarakat. Oleh sebab itu, Megawati berharap agar penanggulangan bencana kemudian menjadi budaya yang melekat di kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Pelatihan BNPB, BNPP dan Baguna ini telah lama saya nanti-natikan. Waktu saya menjadi Wapres, penangganan bencana sangat kurang memadai. Hingga saat ini, penanganan bencana masih banyak yang bersifat reaktif dan kurang persiapan. Penanggulangan bencana harus bisa menjadikan budaya bangsa untuk menyiapkan tanggap darurat, reaksi cepat dan tepat sasaran,”ucapnya.
Selain penanggulangan bencana, Megawati juga menyampaikan bahwa peralatan peringatan dini atau early warning system harus bisa memberikan informasi yang akurat ke masyarakat.Di sisi lain, local system dengan memperhatikan budaya setempat harus menjadi perhatian serius semua pihak. Dalam hal ini, masyarakat harus mendengar apa yang disampaikan oleh pemerintah, sehingga pelatihan masyarakat menjadi penting.
“Kepala BNPB dan BNPP harus meningkatkan pelatihan dan memperbaharui system yang ada saat ini. Kata kuncinya adalah ‘terkoordinir’,” lanjutnya.
Dengan mengikuti pelatihan penanggulangan bencana bersama BNPB dan BNPP, Megawati juga meminta agar relawan Baguna lebih siap untuk ditugaskan dalam kondisi kritis. Relawan Baguna harus mampu mencari solusi dari segala hal tantangan dan rintangan dalam penanggulangan bencana.
“Baguna harus siap ditugaskan pada kondisi yang tidak memungkinkan. Waktu bencana Palu, saya perintahkan Baguna untuk memasuki wilayah Palu dengan mengikuti jalan-jalan tikus karena tidak bisa diakses dari udara, laut dan darat,” kata Megawati.
Dalam rangka menunjang percepatan penanggulangan bencana, Megawati menekankan agar BNPB membuat pengadaan peralatan dan bantuan yang berkualitas. Di sisi lain, dia juga meminta agar peran Pemerintah Daerah lebih aktif dan bersinergi dengan Pemerintah Pusat. Sebab, penanggulangan bencana tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya bentuk sinergi tersebut.
“Pemda masih tak acuh atas apa yang disampaikan oleh Pusat. Lanjutkan apa yang saya katakan ini,” ujar Megawati.
Megawati kemudian mengambil contoh bagaimana penanganan banjir Bengawan Solo kepada Wakil Walikota (hadir pada saat itu) agar Bengawan Solo ditata dengan rapi dengan system gotong royong.Di samping itu, bagi masyarakat yang tinggal di daerah gempabumi, Megawati menyarankan perlunya menyiapkan tas siaga di pintu-pintu rumah, agar tidak ada korban jiwa apabila terjadi bencana atau zero victim.
Dalam penutupan, Megawati menitipkan pesan agar gelaran pelatihan penanggulangan bencana juga berpihak kepada masyarakat dan membudayakan penanganan bencana mulai dari tanggap darurat, reaksi cepat dan tepat sasaran.
“Mari tingkat masyarakat yang berbudaya pada penanganan bencana tanggap darurat, reaksi cepat dan tepat sasaran agar masyarakat ikut eager dalam penanggulangan bencana” tandas Megawati.