Close Menu
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
Tentang Kami Kontak Kami
  • APP STORE
  • GOOGLE PLAY
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
CEK&RICEKCEK&RICEK
Trending:
  • 8 Tempat Berburu Takjil di Jakarta Saat Ramadhan
  • Bareskrim Tangkap Direktur Persiba Balikpapan Terkait Kasus Narkoba
  • Dialog Ramadan Lintas Agama: Puasa sebagai Sarana Menahan Diri dan Membangun Kebersamaan
  • Rantai Korupsi Tambang Nikel
  • Lady Gaga Bakal Gelar Konser di Singapura pada Mei 2025
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
Home»Opini

Teror Varian Omicron & Keajaiban Indonesia

Opini January 4, 20226 Mins Read

Ceknricek.com — Omicron, varian mutakhir Covid-19, kini meneror seluruh umat dunia. Entah gelombang keberapa, yang pasti serangan varian baru Covid-19 sekarang bikin panik pemerintah di mana pun. Mereka kembali pontang panting mengatur ulang perencanaannya. Belum ada penelitian berapa prosentase  jenis Omicron dalam penyebaran Covid-19 sekarang, namun pemerintah cepat pasang kuda-kuda. Seakan yang melakukan serangan semuanya varian Omicron.

Bayangkan, itu semua terjadi justru ketika semua negara bersiap memasuki tahun baru 2022 dengan harapan baru, kehidupan normal baru, segera memulihkan ekonomi, pembukaan border internasional, sekolah tatap muka 100 % — tiba-tiba pecah kabar mengenai Omicron. Varian baru Covid-19 itu pertama kali diidentifikasi di Afrika.

Penularan Omicron, menurut para ahli memiliki kecepatan limakali lebih cepat dibandingkan varian Covid-19 sebelumnya. Namun, daya rusaknya masih disangsikan  seganas varian Delta, misalnya. Di Channel Realita TV bulan lalu, Siti Fadillah, mantan Menkes RI, hampir yakin Omicron tidak seganas Delta. Penilaian itu berdasar teori mendasar mengenai virus. Katanya, Kecepatan Omicron berbanding terbalik dengan keganasannya. Betulkah? Itulah yang sampai sekarang menjadi “utang” ilmuwan para peneliti virus yang belum ditunaikan.

Kasus fatal atau kematian akibat penularan Omicron memang belum tercatat besar. Bisa dihitung dengan jari.  

Suri Adlina, putri bungsu saya yang bekerja di Melbourne, Australia, minggu lalu terpapar Covid-19 varian Omicron ini. Tiga hari merasakan kepala pusing, tenggorokan gatal, batuk dan lemas. Dipandu petugas Kementerian Kesehatan Australia, dia diminta isolasi mandiri selama sepuluh hari di apartemennya. Diberikan panadol untuk meredakan pusing, dan obat batuk untuk meredakan tenggorokan gatal dan batuk.

Hari keempat, dia sudah merasakan kondisinya membaik.

“Rasanya kaya kena flu,” nilainya.

Dia malah sempat mengatakan, kadar Omicron ini di bawah flu berat. Tapi, saya sanksi, saya tahu, itu diutarakan dengan tujuan menenangkan orangtuanya supaya tidak panik.

Benar pun, tapi kesimpulan itu sangat sumir untuk jadi patokan. Suri Adlina masih muda, usia 26 tahun. Tidak punya penyakit bawaan.

Bagaimana dengan pasien lanjut usia yang punya komorbid?

Jerman, Inggris, Rusia, Israel, AS, Saudi, Australia yang mendapat serangan balik Covid-19 bulan lalu, sudah merasakan dahsyatnya kecepatan penularan Omicron. Angka penularan Covid-19 meningkat signifikan.

Data per 3 Januari di seluruh dunia, kasus baru Covid-19 mencatat kenaikan angka cukup besar, sekarang : 2.363.665 pertanggal 3 Januari. Atau rata-rata dalam 7 hari : 1.568.986. Sebagian dicurigai Omicron, kalau tidak mau dikatakan sebagian besar.

Di AS saja pertanggal 3 Januari, mencatat angka tertinggi :1.003.043. Rata-rata harian selama 7 hari : 478.869. Inggris :136.228 jiwa. Perancis : 67.461. Australia : 30.000 pada hari sama. Padahal, dua minggu lalu, saya masih mencatat kasus harian Australia sekitar 1300 jiwa. Tidak berlaku lockdown di sana meski mengalami kenaikan kasus. Pemerintah cukup percaya diri dengan vaksinasi warga yang sudah melebihi 80 %. Saya sudah bersiap mengunjungi Si Bungsu begitu border yang dijanjikan November tahun lalu, dibuka. Tapi, nyatanya tidak. Menlu RI, Retno Marsudi, mengatakan sementara ini yang dibuka (baru saja) untuk pelajar dan pekerja musiman.  “Saya baru saja cek kembali kepada Pak Dubes,” kata Menlu, Minggu (2/1/22) malam lewat japri di WA.

Empati Menlu

“Bagaimana kondisi Ananda, Pak? Please, let me know, jika ada yang dapat dibantu KJRI, “sambung ibu Retno yang baik hati itu menunjukkan empatinya. Usai mengikuti tulisan saya, “Kisah Putri Bungsu Terpapar Omicron di Melbourne”.

Keajaiban Indonesia

“Keajaiban” terjadi di Indonesia. Padahal, secara kasat mata kita menyaksikan betapa masyarakat euforia merespons penurunan drastis penularan Covid-19 di Tanah Air. Meskipun dilarang, tetap saja mereka berkerumun merayakan liburan Natal dan Tahun Baru di rumah maupun di tempat umum. Di restoran, di mall, di jalan- jalan, euforia itu tampak kebablasan. Seakan sudah merdeka dari pandemi.

Secara angka-angka, dengan negara tetangga saja, Singapura dan Malaysia, yang tingkat kepatuhan warganya tinggi, Indonesia masih unggul. Pertanggal 3 Januari, “hanya” 265 kasus, rata-rata harian selama seminggu : 222. (Singapura : 464 kasus baru dan Malaysia : 2.690).  Di Indonesia, Jakarta yang dominan, sekitar 50 % dari kasus Nasional. Maklum. Ini Ibu Kota. Pintu gerbang Indonesia. Destinasi satu-satunya penerbangan asing. Wajar jika Omicron pertama kali ditemukan di sini.

Begitu pun data terakhir di Indonesia, masih ” kecil”, sekitar 168 jiwa yang  terpapar varian itu. Masih ingat awal Covid-19 menulari dua orang Indonesia pertama pada awal Maret 2020? Kurang dari sebulan, penularannya sudah mencapai 10 ribu jiwa.

Omicron di Indonesia ditemukan pertama kali pada diri seorang petugas di Wisma Atlet, 16 Desember.  Penularannya relatif bisa dibendung dengan angka “hanya” 160 an. Sebagian sudah sembuh dan tidak ada kematian.

Diskriminasi

Yang kita tidak tahan di Tanah Air itu hanya gegernya. Bikin panik rakyat. Saling silang pendapat di tengah masyarakat. Antara otoritas versus pengamat. Tambah seru karena penanganan otoritas serba paradoks. Koordinator penanganan Covid-19 Jawa Bali, Luhut Binsar Panjaitan, Selasa (4/1/22), mengumumkan Omicron sudah menyebar ke mana-mana. PPKM Jawa – Bali pun dinaikkan kembali levelnya ke Level 2. Namun, saat bersamaan pemerintah memangkas masa karantina bagi pendatang dari luar negeri. Padahal, jelas-jelas varian itu dibawa pendatang dari luar negeri. Tadinya karantina 10 hari (dari negara yang bukan konsentrasi Omicron) menjadi 7 hari. Sedangkan pendatang dari negara yang terkonsentrasi Omicron semula 14 hari menjadi 10 hari. Sementara itu pelajar sudah mulai sekolah tatap muka sejak Senin (3/1/22) dengan kapasitas 100 %.

Rasanya, tidak lama lagi soal vaksin ketiga (booster) kembali akan memicu gaduh di tengah masyarakat. Pemerintah merencanakan kick – off vaksin booster untuk masyarakat umum, 12 Januari. Berbayar atau gratis? Tunggu putusan yang akan diumumkan pemerintah dalam waktu dekat.

Mengacu pada UU No 6/2018 Tentang Kekarantinaan Kesehatan sebenarnya menjadi kewajiban pemerintah melindungi masyarakat. “Setiap orang mempunyai hak mendapatkan pelayanan kesehatan dasar sesuai kebutuhan medis, kebutuhan pangan, dan kebutuhan kehidupan sehari- hari lainnya selama karantina. (Pasal 8).  

Soal karantina dan lama karantina  juga bikin gaduh. Berubah- ubah. Tantowi Yahya, mantan Dubes RI di New Zealand, sepulang ke Tanah Air, menjalani karantina 10 hari. Hari Selasa Tantowi sudah menjalani 8 hari karantina. Sempat dia tanya, apakah ketentuan baru soal karantina berlaku surut? Dia bertanya di WAG. Saya meresponsnya dengan kelakar.

” Anggap saja lagi berpuasa Pak Dubes. Yang lebaran (karantina) cepat, berarti Muhammadiyah. Yang lebarannya belakangan, NU. Ikut pemerintah”.

Ada juga diskriminasi dalam aturan  karantina ini. Sempat dinikmati anggota DPR-RI, Mulan Jameela, dan keluarga secara terang-terangan.

Ada juga permainan agency hotel. Sebenarnya, itu tak perlu terjadi tempo hari jika otoritas konsisten memberlakukan aturan yang ada. Atau: bebaskan saja para pendatang dari luar negeri karantina di rumah masing-masing dengan persyaratan ketat. Sambil dipantau melalui aplikasi satgas covid-19. Kalau melanggar, baru dikenakan sanksi dan denda berat. Metode itu berlaku di beberapa negara. Buat apa pula bikin aturan yang ujungnya hanya memberatkan keuangan negara maupun rakyat yang sudah payah akibat pandemi.

Baca juga: Kisah Putri Bungsu Terpapar Omicron di Melbourne

Baca juga: Kisah Tantowi Yahya dan Keluarga Jalani Karantina

Baca juga: Kasus Omicron Melonjak di Dua Negara Bagian Terbesar Australia

# ilhambintang #varianomicron Covid-19 kasuscovid-19
Share. Facebook Twitter Telegram WhatsApp Email

Related Posts

Rantai Korupsi Tambang Nikel

Ironi Dunia Penerbangan Indonesia

Generasi Beta, Selamat Datang

Add A Comment
Leave A Reply Cancel Reply

Sedang Tren

8 Tempat Berburu Takjil di Jakarta Saat Ramadhan

Ceknricek.com — Menjelang waktu berbuka puasa, berburu takjil menjadi salah satu tradisi yang paling dinantikan selama…

Bareskrim Tangkap Direktur Persiba Balikpapan Terkait Kasus Narkoba

March 10, 2025

Dialog Ramadan Lintas Agama: Puasa sebagai Sarana Menahan Diri dan Membangun Kebersamaan

March 10, 2025

Rantai Korupsi Tambang Nikel

March 10, 2025

Lady Gaga Bakal Gelar Konser di Singapura pada Mei 2025

March 10, 2025

Nikita Willy Bagikan Tips Tetap Bugar Saat Berpuasa

March 10, 2025

Hasil Liga Italia: Atalanta Permalukan Juventus 4-0

March 10, 2025

Ironi Dunia Penerbangan Indonesia

March 10, 2025
logo

Graha C&R, Jalan Penyelesaian Tomang IV Blok 85/21, Kav DKI Meruya Ilir, Jakarta Barat. redaksi@ceknricek.com | (021) 5859328

CEK & RICEK
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor
575/DP-Verifikasi/K/X/2020

Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
© 2017-2025 Ceknricek.com Company. All rights reserved.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.