Ceknricek.com — Nilai tukar rupiah terus menunjukkan tren pelemahan hingga nyaris menyentuh Rp14.200 per dolar AS pada pembukaan perdagangan akhir pekan ini, Jumat (26/4). Pada pembukaan perdagangan Jumat ini, rupiah di pasar spot masih melemah, dengan takaran delapan poin atau 0,06 persen ke posisi Rp14.194 per dolar AS.
“Mata uang seperti Sin dolar, Asia Yen menguat terhadap dolar AS, yang bisa menjadi sentimen penguatan rupiah,” kata Kepala Riset Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih, seperti dilansir Antara.
Hingga pukul 09.45 WIB pagi ini, sejumlah mata uang menunjukkan perlawanan terhadap “greenback” dolar AS. Misalkan saja, dolar Singapura menguat 0,14 persen. Begitu juga Baht Thailand yang menguat 0,16 persen.
Otoritas di Indonesia juga ditengarai tidak akan membiarkan rupiah melemah terlalu dalam. Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo pada Kamis (25/4) menyebutkan bahwa nilai tukar rupiah saat ini masih dihargai terlalu murah (undervalued). Pernyataan tersebut kerap diterjemahkan pelaku pasar sebagai terbukanya ruang penguatan rupiah dalam beberapa waktu ke depan.
Beberapa sentimen global yang akan mempengaruhi laju rupiah akhir pekan ini, diantaranya adalah menurunnya harga minyak mentah dunia. Minyak mentah jenis WTI dihargai 64,97 dolar AS per barel dan harga jenis Brent 74,35 dolar AS per barel. Kemudian, pengumuman capaian Produk Domestik Bruto AS pada Jumat waktu setempat juga mempengaruhi kurs rupiah.