Cekricek.com — Ramadan adalah bulan mulia yang penuh berkah. Inilah bulannya orang berpuasa, bulannya orang beribadah. Namun, tahukah Anda apa saja peristiwa besar dalam sejarah hidup Nabi yang terjadi di bulan Ramadan?
Inilah tiga peristiwa besar di bulan Ramadan yang terjadi di zaman Rasulullah, seperti dikutip M. Mubasysyarum/NU Online.
Sumber : Twitter
Bulan Diturunkannya Alquran
Saat Nabi mencapai usia 40 tahun, Allah mengutusnya untuk alam semesta, mengeluarkan mereka dari sesatnya kebodohan menuju terangnya pengetahuan. Tepatnya pada tanggal 17 Ramadan 13 tahun sebelum Hijriah, Nabi menerima wahyu pertama. Pakar astronomi, Syekh Mahmud Basya menuturkan, waktu itu bertepatan dengan awal Februari tahun 610 Masehi.
Mendekati masa-masa turunnya wahyu pertama, Nabi sangat sering berkhalwat di Gua Hira, menjauh dari manusia dan beribadah khusyuk di sana selama beberapa hari. Terkadang 10 hari, terkadang lebih sampai satu bulan. Ritual ibadah Nabi di gua Hira mengikuti tata cara yang dipakai kakeknya, Nabi Ibrahim As.
Di tengah-tengah peribadatannya di Gua Hira, Nabi didatangi sosok yang tak pernah dikenalnya. Bergembiralah wahai Muhammad, aku Jibril. Dan engkau adalah utusan Allah untuk umat ini, tutur sosok malaikat itu. Kemudian Jibril menyuruh Nabi membaca, Nabi menjawab tidak bisa. Perintah itu sampai diulang tiga kali oleh Jibril, jawaban Nabi sama Mâ anâ bi qarîin, aku tidak bisa membaca. Kemudian Jibril membacakan wahyu pertama, Surat al-Alaq ayat 1 sampai 5.
Perang Badar
Perang Badar atau biasa disebut Ghazwah Badr al-Kubra adalah perang yang menjadi pembeda, menandai awal kejayaan kaum Muslimin. Dengannya Allah memuliakan Islam, meninggikan menaranya, dan mengikis berhala-berhala.
Dalam peperangan ini, Nabi membawa 313 pasukan Muslim, menghadapi 950 pasukan non-Muslim. Perbedaan jumlah pasukan yang mencolok tersebut tidak lantas mengecilkan nyali tentara Muslim. Dengan tekad yang kuat membela Nabi, kaum Muslimin berhasil memporak-porandakan pasukan kafir. Allah menguatkan mereka dengan malaikat-malaikat. Kaum kafir Quraisy lari sejadi-jadinya, kaum Muslim mengejar mereka, membunuh, dan menawan.
Dari pasukan Muslim, gugur 14 orang syahid. Dari pasukan kafir, yang terbunuh dan tertawan masing-masing 70 orang. Di antara yang terbunuh adalah Abu Jahal.
Selepas perang, Nabi memerintahkan untuk mengebumikan Muslim yang gugur, demikian pula memakamkan kafir yang terbunuh. Beliau kembali ke Madinah disambut senandung nan indah oleh pemuda-pemuda Madinah: Telah datang sang purnama kepada kami, dari bukit Tsaniyyah al-Wada. Wajib bagi kita bersyukur, selagi orang berdoa senantiasa memanjatkan doa. Duhai Rasul kami, engkau datang dengan membawa ketaatan.
Peristiwa perang badar terjadi pada hari Jumat 17 Ramadan tahun 2 Hijriah bertepatan dengan 13 Maret 624 Masehi.
Pembebasan Kota Makah
Tanggal 20 Ramadan tahun 8 Hijriah merupakan waktu yang bersejarah dalam Islam. Di tanggal tersebut, Rasulullah dan para sahabatnya berhasil menaklukan kota Mekah dalam sebuah peperangan yang disebut dengan perang Fathu Mekah (penaklukan Mekah).
Peperangan tersebut dipicu oleh perlakuan orang Quraisy yang merusak satu perjanjian dari beberapa perjanjian Hudaibiyyah. Orang Quraisy bersekongkol dengan kabilah lainnya untuk memerangi orang-orang yang berdamai dengan Rasul. Dalam pertempuran itu, Nabi mengerahkan 10.000 pasukan Muslim. Rasul mengutus sahabat Khalid bin Walid sebagai panglima perang dan memerintahkannya agar tidak memulai menyerang sebelum diserang. Bersama mereka, Nabi berperang dalam keadaan berpuasa, kemudian berbuka di tengah jalan karena mengalami keberatan (masyaqqah).
Peperangan antara pasukan Nabi dan kafir Quraisy tidak bisa dihindarkan lagi. Pada akhirnya, pasukan Muslim berhasil menaklukkan tentara Quraisy hingga mereka menyerah. Pasca-perang itu, Nabi memerintahkan untuk menghancurkan berhala di sekitar Kabah yang berjumlah 360. Selepas itu, kaum Muslimin mengumandangkan takbir, Rasulullah salat di Maqam Ibrahim dan meminum air Zam Zam.
Kaum kafir Quraisy yang sudah takluk tidak berdaya harap-harap cemas. Mereka yang dahulu menyakiti, mengusir, dan berencana membunuh Nabi menunggu keputusan beliau memperlakukan mereka. Bisa saja Rasul membunuh mereka. Namun dengan belas kasihnya yang luas, beliau memaafkan dan membebaskan mereka.