Ceknricek.com — Angkasa Pura II mencatat terjadinya penurunan jumlah penumpang di Bandara Internasional Soekarno-Hatta (CGK), Tangerang sepanjang tahun 2019. Tahun ini jumlah penumpang dilaporkan sebanyak 54,2 juta penumpang, turun sekitar 11,4 juta orang atau sekitar 17,37 persen dari jumlah penumpang tahun lalu sebanyak 65,6 juta penumpang.
Direktur Utama PT Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin mengatakan beberapa faktor yang menyebabkan penurunan jumlah penumpang antara lain harga tiket yang relatif mahal, serta banyaknya infrastruktur transportasi lain yang sudah terbangun, yakni Tol Trans Jawa dengan Tol Trans Sumatera. Penurunan penumpang secara keseluruhan di bandara yang dikelola AP II (tak hanya CGK), yakni 18,85 persen.
“Kita memperkirakan pergerakan penumpang akan berpotensi menurun menjadi 90,5 juta,” kata Muhammad Awaluddin dalam paparannya di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Minggu (22/12) seperti dilansir Antara.
Berdasarkan data AP II, penurunan terbesar memang terjadi di Bandara Soekarno-Hatta. Jumlah penumpang tahun ini bahkan jauh di bawah jumlah keseluruhan penumpang tahun 2016, yakni 58,1 juta penumpang. Padahal, pergerakan di Bandara Soekarno-Hatta menyumbang 60 persen dari pergerakan penumpang di seluruh pergerakan di seluruh bandara AP II.
Baca Juga: Pengajuan “Extra Flight” Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 Turun 108 Persen
Dengan demikian, diprediksi pendapatan AP II yang 60 persennya dikontribusikan oleh Soekarno-Hatta juga akan berimbas. Menurut keterangan AP II, penurunan besar lainnya juga terjadi di Bandara Kualanamu yang turun 2,5 juta penumpang dari 10,4 juta penumpang sepanjang 2018 menjadi 7,9 juta penumpang sepanjang 2019.
Terkait permasalahan harga tiket, Direktur Teknik AP II Djoko Murdjatmodjo juga mengamini faktor tersebut sebagai penyebab penurunan penumpang. Selain itu ada faktor lain seperti bagasi berbayar, termasuk penurunan jumlah penerbangan di seluruh dunia.
“Penerbangan LCC, bagasinya pasti berbayar. Komponen tarif itu tidak ada bagasi. Kenaikan harga dan tambahan biaya ini juga dipengaruhi daya beli masyarakat,” kata Djoko.
“Selain itu, di Jawa Infrastruktur darat cukup membaik. Tol saat ini cukup tinggi, sedangkan di udara justru rendah. Di satu sisi kondisi memang bergerak,” tambahnya.
Meski demikian, Djoko optimistis permintaan akan terus tumbuh karena pertumbuhan penumpang pesawat di Indonesia dinilai lebih baik, yakni 4 persen dibanding negara lainnya sebesar 3 persen.
BACA JUGA: Cek INTERNASIONAL, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.