Ceknricek.com — NASIB Muhammad Rizki Saputra, sebelum meninggal dalam Tragedi Monas, begitu tragis. Bocah berusia 10 tahun, yang saat itu dalam pegangan ibunya, Komariah, terseret arus manusia yang berdesak-desakan. Rizki yang tidak berdaya itu terinjak-injak.
“Ibu Komariah berupaya sekuat tenaga menolong anaknya, memberi minum dan membawanya ke bawah pohon, namun Rizki muntah dan kejang-kejang,” tutur Muhammad Fayyadh, pengacara keluarga korban asal Pademangan, Jakarta Utara itu, di Bareskrim Polri, Jakarta, Rabu (2/5).
Di saat panik itu, Fayyadh mengisahkan, Ibu Komariah meminta bantuan panitia. Namun, tidak ada satu orang pun dari panitia yang membantu. Bahkan, ada seorang panita yang mengaku sibuk, ada juga yang mengatakan cari saja orang lain. “Padahal saat itu Rizki sudah tergeletak dan kejang-kejang," kata Fayyadh.
(Baca : Polisi Bentuk Tim Gabungan Tragedi Monas)
Pada saat kritis tersebut, lanjut Fayyadh, muncul dua anggota TNI yang kemudian membawa Rizki ke posko kesehatan. Di sini, tidak ada dokter yang menangani, juga tidak ada peralatan dan infus. Akhirnya, Rizki dibawa ke RSUD Tarakan dengan menggunakan ambulans panitia. Korban tiba di RSUD Tarakan sekitar pukul 14.00 dan dibawa ke ruang Gawat Darurat. Sekitar pukul 02.00 Minggu (29/4)dinihari, Rizki dipindahkan ke ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU). Pukul 04.35 WIB, Rizki dinyatakan meninggal.
“Sampai saat ini tidak ada pihak penyelenggara yang datang ke rumah korban," katanya. Fayyadh datang ke Bareskrim melaporkan Ketua Panitia Forum Untukmu Indonesia (FUI), David Revano Santosa, atas dugaan kelalaian yang menyebabkan kematian dalam Tragedi Monas, Sabtu (28/4).
Selain Rizki, korban tewas dalam Tragedi Monas, adalah Mahesha Janaedi (12). Acara Pesta Rakyat dengan pembagian sembako ini diselenggarakan Forum Untukmu Indonesia. Acara ini dihadiri ratusan ribu orang. Polda Metro Jaya membentuk tim gabungan untuk mengusut penyebab kematian Rizki dan Mahesha Janaedi.
Wakil Gubernur Jakarta Sandiaga Uno mengatakan, acara tersebut bukan kegiatan Pemrov DKI Jakarta. “Saya ingin garisbawahi bahwa ini bukan event Pemprov DKI," kata Sandiaga usai bertemu dengan Panitia Forum Untuk Indonesia di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (30/4).
Menurut Sandiaga, panitia penyelenggara melakukan sejumlah pelanggaran, di antaranya, pelaksanaan acara tidak sesuai dengan kesepakatan awal yaitu ada pembagian sembako, panitia menggunakan logo Pemprov DKI Jakarta tanpa izin, dan panitia tidak mengantisipasi penumpukan massa.
Ketua Panitia David Revano Santosa menyebutkan, kegiatan bagi sembako tersebut murni kegiatan sosial dan tidak terkait dengan partai politik. Dia juga membantah terkait dengan relawan Jokowi dan PDI Perjuangan. “Saya juga tidak kenal dengan politisi PDI Perjuangan Charles Honoris,” ujarnya ketika dihubungi melalui teleponnya di Jakarta, Rabu.
ANTARA