Ceknricek.com — Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengucapkan selamat kepada Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson atas kemenangannya di Pemilu Parlemen, Kamis (12/12). Seperti diberitakan AFP, Jumat (13/12) Partai Konservatif yang dipimpin Johnson mendominasi perolehan kursi parlemen Inggris.
Partai Konservatif memenangkan 364 kursi dari total 650 kursi House of Commons. Dengan demikian, Johnson sukses meraup dukungan 47 kursi tambahan dari sebelumnya. Hal ini diprediksi akan memuluskan langkah Johnson untuk mengeluarkan Inggris Raya dari Uni Eropa atau Brexit.
Sementara itu, Partai Buruh yang dipimpin tokoh oposisi Jeremy Corbyn justru kehilangan kehilangan 59 kursi dan kini hanya memiliki 203 kursi dalam parlemen Inggris. Ini merupakan kekalahan terburuk partai tersebut sejak tahun 1935.
Baca Juga: Uni Eropa Setuju Tunda Brexit hingga 31 Januari
Mendengar kemenangan “besar” itu, Trump lalu mengucapkan selamat kepada Johnson melalui akun twitter-nya @realDonaldTrump. “Selamat untuk Boris Johnson atas kemenangan yang hebat!” cuit Trump pada Kamis (12/12) pukul 22:08 waktu setempat.
“Britania dan Amerika Serikat sekarang akan bebas melakukan kesepakatan dagang baru yang masif setelah Brexit. Kesepakatan ini memiliki potensi lebih besar dan lebih menguntungkan dibandingkan setiap kesepakatan yang bisa dicapai dengan Uni Eropa. Rayakan Boris!,” tambah Trump.

Sebelumnya, Johnson sudah mewacanakan kesepakatan perdagangan dengan AS sebagai “hadiah” bagi Inggris setelah mereka merampungkan kesepakatan Brexit. Proses keluarnya Brexit sendiri sempat mengalami jalan buntu beberapa kali, lantaran beberapa proposal Brexit yang diajukan Johnson dan partainya ditolak oleh parlemen.
Dengan kemenangan ini, Johnson menegaskan kembali bahwa Brexit pasti akan rampung pada 31 Januari 2020. Asal tahu saja, proses Brexit sendiri sebelumnya diwacanakan pada 31 Oktober lalu, sebelum diperpanjang karena mandeknya negosiasi terkait Irlandia Utara.
Keberhasilan Partai Konservatif memenangkan pemilu juga disebut-sebut akan memuluskan kerja sama antara AS dan Inggris. Partai Buruh yang merupakan oposisi mengklaim bahwa Johnson telah sepakat untuk mengajak perusahaan-perusahaan AS untuk terlibat dalam Layanan Kesehatan Nasional (National Health Service atau NHS).
Johnson sendiri sempat berulang kali membantah tudingan dari Partai Buruh itu. Begitu pula dengan Trump yang menyatakan AS tidak tertarik dengan NHS.
BACA JUGA: Cek FILM & MUSIK, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini