Ceknricek.com — Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Selasa (11/2) pagi menguat seiring turunnya imbal hasil obligasi AS. Pada pukul 10.08 WIB, rupiah sendiri bergerak menguat 22 poin atau 0,16 persen menjadi Rp13.690 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya di level Rp13.712 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Selasa menunjukkan rupiah menguat menjadi Rp13.686 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp13.708 per dolar AS.
Baca Juga: Usai Terkoreksi, IHSG Diprediksi Menguat Terkerek Bursa Global
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Selasa (11/2), mengatakan pasar masih dibayangi oleh kekhawatiran wabah virus korona dengan terus bertambahnya jumlah orang yang terinfeksi dan meninggal akibat virus tersebut. Hal itu berpotensi menekan rupiah.
“Tapi di sisi lain, tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS yang turun lagi di bawah 1,6 persen, bisa menahan pelemahan rupiah dan mungkin mendorong penguatan rupiah terhadap dolar AS,” ujar Ariston seperti dilansir Antara.
Sementara itu, Bank Sentral China People’s Bank of China (PBoC) juga baru saja dikabarkan kembali menyuntikkan dana ke pasar sebesar 100 miliar yuan atau sekitar 14,3 miliar dolar AS. “Ini bisa memberikan sentimen positif ke pasar aset berisiko termasuk rupiah,” ucap Ariston.
BACA JUGA: Cek AKTIVITAS KEPALA DAERAH, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini