Ceknricek.com — Umat Hindu memadati Pura Agung Jagatnatha, Denpasar, Bali, Rabu (24/7). Mereka melakukan persembahyangan untuk merayakan hari suci Galungan dengan cara mengentre. Masing-masing umat datang bersama keluarganya sambil membawa sesajen berisi buah-buahan ataupun hasil bumi lainnya.
“Iya, ini tadi sembahyang di sanggah rumah dulu baru ke sini,” tutur Wayan Arta (50) di Pura Jagatnatha. Wayan datang bersama istri dan ketiga anaknya. Mereka membawa dua kotak anyaman bambu berisi buah-buahan dan jajan Bali.
Menurut Sekretaris Peiketan Pemangku Kota Denpasar I Made Langgeng Buana persembahyangan di Pura Jagatnatha sudah dimulai sejak Rabu (24/7) pukul 08.00 Wita hingga malam nanti. Ia mengatakan Pura Jagatnatha merupakan pura umum.
“Umat Hindu kan banyak dari luar kota bekerja di Denpasar, Badung yang tidak bisa pulang pada ngumpul sembahyang di sini,” kata Made Langgeng.
Sumber: Detik
Dia menjelaskan upacara Galungan dirayakan setiap 210 hari sekali atau 6 bulan sekali menurut penanggalan Bali. Dia mengatakan Hari Raya Galungan dimaknai sebagai kemenangan darma melawan adarma.
“Maknanya kemenangan darma melawan adarma. Bagaimana kita mampu berbuat baik antarsesama, alam semesta walaupun kita berbeda agama jadi kita mampu meneguhkan NKRI, menjaga persatuan,” jelasnya.
Saat bersembahyang para umat Hindu meletakkan sesajen mereka di altar depan pura. Usai bersembahyang mereka diperciki tirta suci oleh sulinggih dan diberi bija (bulir beras) sebagai simbol darma atau kebaikan yang akan bertumbuh subur setelah disucikan.
Selesai merayakan Hari Raya Galungan, umat Hindu merayakan Umanis Galungan, Kamis (25/7). Momen Umanis Galungan ini digunakan masyarakat Bali untuk bersilaturahmi satu sama lain.
Sumber: in.kura2guide.com
“Besoknya disebut Umanis Galungan pada saat itu kita akan saling mengunjungi atau bahasa sekarang silaturahmi dengan teman-teman kerabat karena kita sudah mampu memenangkan darma,” jelas Made Langgeng.
Langgeng mengucapkan Hari Raya Galungan bagi seluruh umat Hindu yang merayakannya. “Rahajeng Nyanggra Galungan lan Kuningan dumogi manggihing kerahayuan,” katanya.