Ceknricek.com — Ustad asli, yang ilmu agama Islam-nya luas, dalam, dan akhlaknya terpuji, pasti tidak akan memakai nama ini: Ustad Abu Janda al Boliwudi. Orang awam, yang tidak perlu pintar, dengan mudah bisa menguliti dari mana nama konyol itu berasal. Itu jelas nama ustad abal-abal. Dari namanya yang ngawur itu, jelas bahwa dia bukan ustad.
Bagi orang Islam, nama itu sangat penting. Nama itu separuh doa. Rasulullah SAW, bila menjumpai orang yang namanya jelek atau maknanya tidak baik, beliau mengganti nama orang tersebut dengan nama lain yang bagus. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya kalian akan dipanggil nanti pada Hari Kiamat dengan nama-nama kalian dan nama bapak-bapak kalian. Maka, perbaguslah nama-nama kalian.”
Banyak warganet senang setelah mengetahui akun Twitter Permadi Arya alias Abu Janda Al Boliwudi dengan nama @permadiaktivis terkena suspend, April 2020. Saat warganet mencoba masuk ke akun itu, muncul tulisan “Account suspended, Twitter was suspends accounts that violate the Twitter Rules”.
Netizen berkomentar macam-macam. “Di bulan suci, Allah membelenggu setan-setan, termasuk setan yang satu ini,” kata @Saharud72396121.
“Alhamdulillah akun dajjal disuspend Twitter,” kata @dirgaaldhafeer, Rabu (29/4). “Alhamdulillahirobbil alamin…,” kata @NstParman
Abu Janda, jebolan Universitas Kristen Maranatha, Bandung, merupakan salah satu pendukung mantan Gubernur Jakarta Ahok dan Presiden Jokowi. Dia tidak segan-segan menyerang Islam melalui cuitan-cuitannya di Twitter, dan juga menyerang Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Dia telah berkali-kali dilaporkan ke polisi atas perbuatannya itu. Misalnya, pada Desember 2019, Abu Janda (mengaku anggota Banser NU) dilaporkan Ikatan Advokat Muslim Indonesia karena mengatakan bahwa teroris punya agama dan agamanya adalah Islam. Semua laporan itu tidak ditindaklanjuti oleh polisi.
Pada 29 Januari 2021, Dewan Pimpinan Pusat KNPI memperkarakan cuitan Abu Janda yang menyebut ‘Islam arogan’. Cuitan Abu Janda ini berawal dari twit war dengan Tengku Zulkarnain. Dia dilaporkan ke Bareskrim Polri. Jika Abu Janda tidak masuk penjara, Ketua Umum KNPI Haris Pertama menegaskan dia akan melepaskan jabatannya itu.
Di akun Twitternya, Abu Janda menulis, “Islam memang agama Arab, agama asli Indonesia itu Sunda Wiwitan, Kaharingan dll. Dan memang arogan, mengharamkan tradisi asli, ritual orang dibubarkan, pake kebaya murtad, wayang kulit diharamkan. Kalau tidak mau disebut arogan, jangan injak2 kearifan lokal.”
Ciutannya itu mendapat kecaman dari jagad maya. Mereka menyerukan Kapolri yang baru untuk segera menangkap dia. “Tangkap pecundang yang narasinya selalu pemecah belah antara umat manusia,” komentar akun @Nurmansari. “Saya dukung Polri untuk tangkap pengacau bangsa ini,” timpal akun @arifhidayat. “Model mahkluk seperti ini masih bebas berkeliaran hidup di NKRI? Shame on you!,” tulis akun @DaisyWulan.
Abu Janda al Boliwudi adalah nama samaran yang dipakai Permadi Arya untuk pagenya di Facebook. Nama itu menjadi pembeda dengan akun-akun lain yang juga dia buat. Dia sering mengutip ayat-ayat al Qur’an dan hadis sehingga orang-orang mengira dia ustad, padahal bukan. Bagaimana dia bisa melakukan hal itu?
Gampang bro. Dia mencarinya di mbah Google dan akan ketemu banyak sekali ayat dan hadis. Dia kumpulkan ayat-ayat al Qur’an dan hadis itu, diedit dan ditulis ulang sesuai dengan topik yang sedang dibicarakan. Hanya orang bodoh dan anggota komplotannya saja yang percaya bahwa Abu Janda adalah ustad yang “pintar” agama.
Sangat mudah untuk membongkar kepalsuan Abu Janda. Beri al Qur’an atau Kitab Kuning di hadapannya dan suruh dia baca. Pasti tidak bisa. Atau, dia akan mencari 1001 alasan untuk menolaknya. Suruh dia jadi imam shalat Maghrib, pasti ustad gadungan itu tidak bisa. Lagi-lagi, dia cari-cari alasan untuk mengelak. Beri dia satu soal yang berkaitan dengan ibadah: Abu Janda pasti tergagap dan memberi jawaban yang ngawur.
Setelah disuspend di Twitter, Abu Janda nongol di Instagram. Di situ dia nulis, “Hari ini, ayahku, mentorku, Jendral @am.hendropriyono ulang tahun. Buat yang belom kenal sepak terjangnya, beliau itu yang belom lama ini berani buka suara “oknum turunan arab jangan provokasi aja!” (maksudnya Rizieq dkk). Jadi pakjen ini salah satu dari sedikit jendral TNI yang vokal kritik intoleransi.”
Postingan si Abu itu ditanggapi banyak netizen. Christ Wamea, misalnya, cuit di akun Twitternya, “Akhirnya ketahuan juga dipelihara untuk disuruh bikin gaduh dengan cara mengadu domba sesama umat muslim dgn berlindung dibalik kata toleransi.” Djaya Goyol menulis, “anjing piaraan tanpa sadar membuka kedok tuannya.” Hendropriyono adalah bekas kepala BIN.