Ceknricek.com — Wakil Presiden Argentina Gabriela Michetti mengunjungi anak-anak penyandang disabilitas di Gedung Aneka Bhakti (GAB) Kementerian Sosial RI, Jakarta Pusat, Rabu (8/5).
Dilansir laman website kemensos.go.id, Kamis (9/5), bersama mereka, Menteri Sosial (Mensos) Agus Gumiwang Kartasasmita langsung menyambut kedatangan Gabriela Michetti.
Michetti memasuki gedung bersama Mensos diiringi alunan musik angklung persembahan anak-anak Balai Besar Rehabilitasi Vokalisonal Penyandang Disabilitas Cibinong, Bogor. Dua penyandang disabilitas berbusana adat nusantara mengalungkan rangkaian bunga melati di lehernya sebagai tanda penyambutan.
Foto: Doc. Kemensos
Di hadapan Wapres Michetti, Mensos memaparkan sejumlah capaian pemerintah dalam rangka pemenuhan dan perlindungan hak-hak penyandang disabilitas. Di antaranya adalah Indonesia telah sukses menjadi tuan rumah Asian Para Games 2018 yang mempertemukan atlet disabilitas berprestasi dari seluruh Asia untuk bertanding dan berkompetisi dalam berbagai cabang olahraga.
“Pada Pemilu tahun 2019 yang baru saja berlalu, pemerintah menyediakan akses pada saat pemungutan dan penghitungan suara untuk menjamin bahwa penyandang disabilitas dapat menggunakan hak suaranya di bilik suara dengan mudah,” ujar Mensos Gumiwang.
Kementerian Sosial juga melakukan pengembangan program perlindungan sosial terintegrasi melalui Program Keluarga Harapan (PKH) bagi 95.737 penyandang disabilitas berat dalam 91.508 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dan program Asistensi Sosial Penyandang Disabilitas bagi 22.500 penyandang disabilitas.
“Di samping itu, Indonesia juga menyelenggarakan program rehabilitasi sosial dalam bentuk bantuan bertujuan, terapi, social care, family support untuk peningkatan kapabilitas sosial, tanggung jawab sosial, dan menyatukan kembali penyandang disabilitas di tengah keluarga dan masyarakat,” kata Gumiwang.
Foto: Doc. Kemensos
Ia menjelaskan program rehabilitasi sosial tersebut telah diberikan kepada 27.500 panyandang disabilitas. Kemensos juga memberikan alat bantu penyandang disabilitas kepada 6.000-8.000 orang per tahun dengan bekerjasama dengan lembaga-lembaga donatur.
Sementara itu, Michetti berkisah tentang kehidupan pribadinya. Bagaimana ia mengalami kecelakaan dan lumpuh, hingga kemudian bangkit dan menemukan kembali semangat dalam dirinya kendati harus beraktivitas di atas kursi roda.
Suatu hari di tahun 1994, Michetti pergi ke desa orang tuanya bersama suami dan anaknya yang berusia 2 tahun. Saat hari menjelang senja, ia dan suami berkendara mobil hendak menjemput anaknya yang berjalan-jalan bersama orangtua Michetti. Dalam perjalanan itu, ia yang duduk di belakang kemudi mengalami kecelakaan dan mengalami cedera di tulang belakang.
“Saya mengalami kelumpuhan di separuh badan saya ke bawah. Saat saya dibawa ke rumah sakit setelah mengalami kecelakaan, waktu itu untuk pertama kalinya wajah ayah saya kaget, khawatir, dan sedih. Tapi saya sampaikan ayah jangan takut. Saya tetap bahagia walaupun saya di atas kursi roda,” ujar Michetti.
Michetti menuturkan saat itu obsesi terbesarnya adalah dapat bekerja secara mandiri. Dorongan semangat datang dari diri sendiri dan keluarga yang memperlakukan Michetti tanpa perbedaan antara penyandang disabilitas dan non-disabilitas.
“Keadaan setiap orang pasti berbeda-beda. Sebenarnya itu adalah faktor eksternal. Yang terpenting adalah dari dalam diri kita sendiri jangan patah semangat, terus berjuang. Kalau sudah punya hal ini, tidak ada yang bisa mengalahkan kita,” kata Michetti.
Tampak mendampingi Mensos adalah Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Edi Suharto, Sekretaris Jenderal HArtono Laras, Inspektur Jenderal Dadang Iskandar, Staf Khusus Menteri Sosial Febri Hendri, Direktur Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Rahmat Koesnadi dan Kepala Biro Hubungan Masyarakat Sonny W. Manalu.